<p>Karyawan melayani warga peserta BPJS Kesehatan di Jakarta, Selasa, 14 Juni 2020. BPJS Kesehatan menyatakan telah menuntaskan pembayaran klaim rumah sakit per 1 Juli sebesar Rp3,70 triliun seiring awal bulan Juli BPJS Kesehatan telah menerima iuran peserta Penerima Iuran Bantuan (PIB) APBN dari pemerintah sebesar Rp4,05 triliun. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Rekor Tak Lagi Defisit, Aset Netto BPJS Kesehatan Tembus Rp37,92 Triliun

  • Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menjelaskan, posisi aset dana jaminan sosial pada tahun 2019 tercatat defisit sebesar Rp51 triliun. Angka itu kemudian turun pada 2020 menjadi defisit sebesar Rp5,69 triliun.
Industri
Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA - Setelah defisit berkepanjangan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan atau BPJS Kesehatan berhasil membukukan aset netto dana jaminan sosial kesehatan per November 2021 sebesar Rp 37,92 triliun. Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menilai hal itu menorehkan sejarah baru, apalagi jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Ghufron menjelaskan, posisi aset dana jaminan sosial pada tahun 2019 tercatat defisit sebesar Rp51 triliun. Angka itu kemudian turun pada 2020 menjadi defisit sebesar Rp5,69 triliun.

"Baru pertama kali ini di dalam sejarah BPJS Kesehatan itu bisa capai aset netto Rp30 triliun lebih," ujar Ghufron dalam Public Expose: Kaleidoskop 2021 dan Outlook 2022 BPJS Kesehatan. 

Adapun posisi aset bersih per 30 November 2021 senilai Rp37,92 triliun tersebut mampu memenuhi 4 bulan estimasi pembayaran klaim ke depan. Posisi itu melampaui ketentuan minimum yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2015.

Dalam Pasal 37 ayat (1) PP Nomor 84 Tahun 2015 disebutkan bahwa kesehatan keuangan aset DJS diukur berdasarkan aset bersih dengan ketentuan: pertama, paling sedikit harus mencukupi estimasi pembayaran klaim untuk 1,5 bulan ke depan, dan kedua, paling banyak sebesar estimasi pembayaran klaim untuk 6 bulan ke depan.

Dengan begitu, kata Ghufron, aset netto ini kurang lebih bisa untuk antisipasi klaim 4 bulan. "Artinya, sehat tapi belum berlebihan sehatnya itu," ujarnya.

Walau telah membukukan surplus aset netto, Ghufron menilai kondisi keuangan BPJS Kesehatan belum aman. Pasalnya, kondisi keuangan masih akan sangat bergantung pada situasi pandemi COVID-19, penyesuaian tarif, kerja manajemen, dan lainnya.

Ghufron menyatakan pihaknya telah melakukan sejumlah simulasi untuk mengantisipasi perkembangan kondisi ke depan. "Yang jelas sekarang ini kondisi kesehatan keuangan BPJS Kesehatan makin baik dan kami ingin kinerja lebih baik lagi," katanya.

Tulisan ini telah tayang di kabarsiger.com oleh Yunike Purnama pada 02 Jan 2022