ABI Goes to Campus
Fintech

Reku Bersama Asosiasi Blockchain Indonesia Terus Beri Literasi Aset Kripto

  • Selain melakukan edukasi kripto dan blockchain, Reku juga terus mendukung peran asosiasi di ekosistem kripto.

Fintech

Bintang Surya Laksana

JAKARTA - Reku, salah satu pedagang aset kripto ini bekerja sama dengan Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) untuk memperluas jangkauan edukasi di kalangan mahasiswa. Kerja sama tersebut menandai peran Reku yang terus berupaya meningkatkan literasi aset kripto dan teknologi blockchain. 

Chief Operating Officer (COO) Reku, Jesse Choi mengatakan Reku dan ABI akan melangsungkan kegiatan literasi kripto dan blockchain dalam program ABI Goes to Campus di empat kampus ternama di Indonesia, yakni Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Bina Nusantara (Binus) hingga akhir tahun 2023.

“Edukasi dan literasi merupakan kegiatan yang konsisten diadakan Reku. Ini merupakan fundamental terpenting sebelum masyarakat masuk ke aset kripto. Reku memberikan pemahaman dan praktik mengenai konsep, potensi, risiko, serta tren pasar kripto. Sehingga generasi muda bisa semakin melek dengan opsi investasi yang ada serta dapat mengambil keputusan berinvestasi yang lebih bijak,” ujar Jesse dalam siaran pers, Rabu, 18 Oktober 2023.

Jesse mengungkapkan sekitar 48% mahasiswa yang termasuk golongan Gen Z dan milenial juga menempati salah satu porsi terbesar pengguna Reku. Hal tersebut menggambarkan besarnya ketertarikan dan partisipasi golongan tersebut di dunia kripto dan blockchain.

“Untuk itu, melalui kegiatan literasi ini juga diharapkan semakin meningkatkan pemahaman dan partisipasi mahasiswa di ekosistem kripto,” tambah Jesse.

Reku juga mendorong mahasiswa untuk terlibat aktif dalam komunitas online yang mereka sediakan. Jesse menjelaskan bahwa upaya pendidikan dalam dunia kripto perlu berlangsung secara berkelanjutan dan tidak hanya terbatas pada satu kegiatan. 

Oleh karena itu, Reku mengundang mahasiswa untuk bergabung dengan komunitas online Reku yang saat ini sudah mencakup puluhan ribu anggota. Dengan bergabung pada komunitas tersebut, mahasiswa dapat berinteraksi dengan investor kripto lainnya, berdiskusi mengenai kondisi pasar, serta memahami pertumbuhan ekosistem kripto secara lebih menyeluruh.

“Reku juga menghimbau mahasiswa untuk rutin memantau mengenai kondisi pasar kripto, salah satunya melalui Learning Hub Reku yang di-update setiap harinya,” pungkas Jesse.

Selain melakukan edukasi kripto dan blockchain, Reku juga terus mendukung peran asosiasi di ekosistem kripto. Dalam hal ini bergabungnya antara ABI dan Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) menciptakan awal yang baru untuk memperkuat sinergi ekosistem kripto dan blockchain di Indonesia.

Kolaborasi

Ketua Umum Aspakrindo sekaligus Chief Compliance Officer (CCO) Reku, Robby menyatakan bahwa penggabungan antara Aspakrindo dan ABI akan memfasilitasi kolaborasi yang lebih efisien antara berbagai pemangku kepentingan untuk menghadapi peluang dan tantangan yang ada.

Penggabungan Aspakrindo-ABI dilakukan secara operasional. Saat ini, kedua asosiasi telah menjalankan kepengurusan secara bersama guna mendukung sinergi, pengawasan, pengembangan industri aset kripto yang berkelanjutan.

“Aspakrindo-ABI berkomitmen untuk bersama-sama meningkatkan edukasi, transparansi, serta memastikan operasional ekosistem kripto dan blockchain berjalan dengan sehat,” tutur Robby.

Robby menyampaikan bahwa penggabungan antara Aspakrindo dan ABI merupakan berita positif karena dapat mempercepat koordinasi dalam mengambil tindakan konkret guna memajukan ekosistem kripto yang berkelanjutan.

Menurut Executive Director Aspakrindo-ABI, Asih Karnengsih, upaya edukasi merupakan kunci utama dalam usaha untuk mengembangkan ekosistem kripto. Asih menegaskan salah satu tantangan utama dalam ekosistem kripto adalah kurangnya pemahaman masyarakat.

“Masih banyak masyarakat yang ragu-ragu bahkan takut masuk ke ekosistem kripto karena kurangnya edukasi. Maka dari itu, kerja sama dengan Reku untuk mengedukasi kalangan mahasiswa tentu akan dilanjutkan di kota-kota lainnya dan menargetkan masyarakat yang lebih luas,” sebut Asih.