Reli Sejak Awal Pekan, Saham GGRM dan HMSP Terkapar Usai Perilisan Laporan Keuangan yang Indikasikan Dampak Kenaikan Cukai
- Laba bersih GGRM pada tahun buku 2022 melorot hingga 50,4% secara year-on-year (yoy) yang mana salah satu pemicunya adalah kenaikan beban cukai.
Korporasi
JAKARTA - Sebelumnya sempat mengalami reli sejak awal pekan, saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) langsung anjlok setelah laporan keuangan tahunan 2022 keduanya dirilis dan di dalamnya mengindikasikan dampak kenaikan cukai terhadap kinerja laba bersih.
Laba bersih GGRM pada tahun buku 2022 melorot hingga 50,4% secara year-on-year (yoy) yang mana salah satu pemicunya adalah kenaikan beban cukai.
Menurut laporan keuangan perseroan untuk tahun buku 2022, GGRM mencatat laba bersih sebesar Rp2,77 triliun, menurun dari Rp5,6 triliun pada 2021.
- Selisih Pendapat Tentang Kecerdasan Buatan, Elon Musk Ejek Bill Gates
- Indo Tambangraya Megah (ITGM) Bagikan Dividen Rp11,68 Triliun untuk Tahun Buku 2022
- UOB Prediksi Nilai Tukar Rupiah Menguat di Bawah Rp15.000 pada Akhir 2023
Penurunan laba bersih terjadi seiring dengan pendapatan yang turun 0,15% yoy dari Rp124,88 triliun menjadi Rp124,68 triliun.
Sementara itu, beban pokok penjualan mengalami kenaikan 2,69% dari Rp110,6 triliun pada 2021 menjadi Rp113,58 triliun pada 2022.
Sigaret kretek mesin di dalam negeri menjadi kontributor terbesar untuk pendapatan GGRM, namun angkanya menurun 0,11% dari Rp113,14 triliun menjadi Rp113,02 trliliun.
Kemudian, penjualan sigaret kretek tangan bertumbuh 2,56% menjadi Rp8,76 triliun dari Rp8,54 triliun.
Pendorong kenaikan beban pokok penjualan yang pada gilirannya berpengaruh kepada penurunan laba bersih adalah meningkatnya cukai, pajak pertambahan nilai (PPN), dan pajak rokok.
Angka untuk beban-beban tersebut mengalami kenaikan 7,12% yoy dari Rp91,09 triliun pada 2021 menjadi Rp97,59 triliun pada 2022.
Tidak hanya itu beban usaha GGRM pun mengalami kenaikan 2,3% dari Rp7,14 triliun menjadi Rp7,32 triliun.
Sementara itu, per tahun 2022, HMSP mencatat laba bersih sebesar Rp6,32 triliun. Angkanya merosot dari Rp7,13 triliun pada tahun buku 2021. Padahal, penjualan HMSP pada tahun buku 2022 meningkat 12,47% dari Rp98,87 triliun pada 2021 menjadi Rp111,21 triliun.
Meningkatnya penjualan HMSP pada 2022 ditopang oleh sigaret kretek mesin yang angka penjualannya mencapai Rp75,57 triliun dengan pertumbuhan 11,2%.
Penjualan sigaret kretek tangan pun naik 18,8% menjadi Rp27,19 triliun sementara penjualan sigaret putih mesin menyusut 1,5% menjadi Rp9,28 triliun.
Seiring dengan penjualan yang meningkat, beban pokok penjualan HMSP pun turut merangkak naik seiring dengan kenaikan beban cukai dan bahan baku.
Beban pokok penjualan perseroan naik 14,6% dari Rp82,06 triliun pada 2021 menjadi Rp94,05 triliun pada tahun buku 2022.
Naiknya beban pokok itu disebabkan oleh pita cukai yang bebannya naik 13,8% menjadi Rp74,6 triliun.
Bahan baku pun mengalami kenaikan 6,8% menjadi Rp8,3 triliun sementara beban umum dan administrasi meningkat 7,7% menjadi Rp6,74 triliun.
Dengan beban pokok penjualan yang meningkat, laba bersih HMSP pun akhirnya ikut menyurut walaupun penjualan mengalami kenaikan.
- 3 Menu Makan yang Tidak Boleh Dikonsumsi Saat Sahur, Salah Satunya Mie Instan!
- Cara Download Nada Dering dan Ringtones Langsung Lewat Ponsel
- 5 Hal yang Harus Anda Perhatikan Ketika Memutuskan jadi Single Parent
Pada pekan ini, saham HMSP mengalami kenaikan selama dua hari berturut-turut. Pada hari ketiga perdagangan pekan ini, harga HMSP sempat menyentuh level tertinggi dalam sepekan di posisi Rp1.235 perlembar namun ditutup melemah 1,67% di Rp1.125 perlembar.
Kemudian, pada hari keempat perdagangan pekan ini, saham HMSP kembali menurun 1,23%, dan setelah laporan keuangan perseroan dirilis pada Kamis, 30 Maret 2023, saham HMSP langsung anjlok 6,64% pada penutupan perdagangan Jumat, 31 Maret 2023.
Saham GGRM pun mengalami hal yang nyaris serupa, yang mana harganya mengalami reli sejak awal pekan. Reli yang dialami GGRM bahkan bertahan hingga hari Kamis sebelum akhirnya anjlok pada perdagangan Jumat.
Pada hari Senin, 27 Maret 2023, GGRM ditutup stagnan di posisi Rp25.000 dan naik 3,96% pada perdagangan di hari berikutnya, (Selasa, 28 Maret 2023).
Pada hari Rabu, 29 Maret 2023, saham GGGRM terbang 3,32%, dan naik lagi 1,23% pada perdagangan Kamis, 30 Maret 2023.
Setelah laporan keuangan perseroan dirilis pada Kamis, 30 Maret 2023, saham GGRM pun anjlok 2,89% di harga 26.000 perlembar setelah sebelumnya sempat menyentuh level tertinggi dalam sepekan di posisi Rp27.100 pada perdagangan Kamis, 30 Maret 2023.