<p>Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (6/4/2020), dibuka dan ditutup menguat yang didorong naiknya bursa saham Asia. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nz</p>
Pasar Modal

Reliance Punya 12 Saham Unggulan di Tengah Potensi Reli IHSG

  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melanjutkan reli pada perdagangan Jumat, 24 September 2021.
Pasar Modal
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melanjutkan reli pada perdagangan Jumat, 24 September 2021. Berbagai indikator turut menunjukkan adanya potensi bullish bagi pergerakan indeks domestik pada akhir pekan ini.

Kepala Riset Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi mengatakan IHSG bergerak kembali kuat pada uptrend-nya. Sinyal ini ditunjukkan dengan pola whipsaw pada moving average (MA) 200 hari untuk kesekian kali. 

Ia bilang, arah pergerakan IHSG masih cenderung optimistis menguji resistance selanjutnya yang berada di kisaran 6.150 – 6.189 meskipun momentum telah terlihat cukup tinggi dan sempat mengalami bearish pada indikator Stochastic dan RSI

“Sehingga diperkirakan IHSG bergerak menguat dengan support resistance 6.102 – 6.189 pada hari ini,” tuturnya melalui riset harian yang diterima TrenAsia.com, Jumat, 24 September 2021.

Di samping analisis tersebut, Lanjar turut merekomendasikan sejumlah saham yang menurutnya layak untuk dikoleksi. Di antaranya ACES, ASRI, BBNI, BBTN, BNGA, BRPT, HMSP, INCO, MNCN, PTBA, TOWR, dan WSKT.

Sebelumnya, IHSG ditutup menguat 0,56% ke level 6.142,71 pada akhir sesi perdagangan Kamis, 23 September 2021 dengan pergerakan yang optimistis sejak awal sesi perdagangan. Indeks sektor energi, teknologi, dan keuangan naik signifikan memimpin penguatan indeks sektoral.

Dalam sehari, investor asing lakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp871,18 miliar dengan saham BBRI, BBCA, BUKA, TLKM dan ARTO yang paling banyak diburu asing. Menurunnya kekhawatiran terkait tapering off dan efek krises utang di Tiongkok menjadi landasan penguatan IHSG.