Pemandangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi
Dunia

Rencana Pelepasan Air Radioaktif Fukushima hingga 2024

  • TEPCO berencana untuk melepaskan 31.200 ton air yang sudah diolah hingga Maret 2024, dan pejabat mengatakan bahwa kecepatan pelepasan akan meningkat di kemudian hari.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Operator pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima mengklaim telah menyelesaikan pelepasan pertama air radioaktif yang diolah dari pembangkit ke laut dengan aman. Mereka akan memeriksa dan membersihkan fasilitas tersebut sebelum memulai putaran kedua dalam beberapa pekan mendatang.

Pabrik Fukushima Daiichi mulai membuang air limbah yang diolah dan diencerkan ke Samudra Pasifik pada 24 Agustus 2023. Air telah terkumpul sejak pembangkit tersebut rusak akibat gempa bumi dahsyat dan tsunami pada tahun 2011. Pelepasan limbah nuklir merupakan tonggak sejarah dalam penonaktifan pembangkit tersebut.

Pelepasan ini, yang diperkirakan akan berlanjut selama beberapa dekade hingga penonaktifan selesai, mendapat penolakan keras dari kelompok nelayan dan negara-negara tetangga.

China telah melarang impor semua produk perikanan Jepang sebagai tanggapan, merugikan produsen dan eksportir, dan mendorong pemerintah Jepang untuk menyusun dana bantuan darurat.

Dilansir dari CNA, Selasa 12 September 2023, Perdana Menteri Fumio Kishida, pada KTT ASEAN dan G20, menekankan keamanan dan transparansi pembebasan tersebut untuk mendapatkan dukungan internasional. Dia berupaya agar larangan impor dari China segera dicabut.

Pada rilis pertama selama 17 hari, operator pembangkit tersebut, Tokyo Electric Power Company Holdings, mengatakan telah membuang 7.800 ton air olahan dari 10 tangki. Sekitar 1,34 juta ton air limbah radioaktif disimpan di sekitar 1.000 tangki di pabrik.

“Pekerja pabrik akan membilas pipa dan peralatan lainnya serta memeriksa sistem selama beberapa pekan ke depan sebelum memulai pelepasan putaran kedua sebanyak 7.800 ton yang disimpan di 10 tangki lainnya,” ujar juru bicara TEPCO Teruaki Kobashi.

Semua data pengambilan sampel dari air laut dan ikan sejak dimulainya pelepasan tersebut jauh di bawah batas keselamatan yang ditetapkan, kata para pejabat. TEPCO dan pemerintah mengatakan air limbah tersebut diolah untuk mengurangi kandungan bahan radioaktif hingga mencapai tingkat yang aman. 

Kemudian diencerkan dengan air laut sehingga menjadi jauh lebih aman dibandingkan standar internasional. Air limbah radioaktif ini telah terakumulasi sejak tiga reaktor pabrik tersebut rusak akibat gempa bumi dan tsunami tahun 2011. 

Akumulasi terus bertambah karena air pendingin yang digunakan pada reaktor yang rusak bocor ke dasar reaktor, di mana ia bercampur dengan air tanah. TEPCO berencana melepaskan 31.200 ton air yang sudah diolah hingga Maret 2024. Pejabat mengatakan kecepatan pelepasan akan meningkat di kemudian hari.

Pemerintah dan TEPCO mengatakan pelepasan ini tidak dapat dihindari karena tangki akan mencapai kapasitasnya sebesar 1,37 juta ton pada tahun depan dan ruang di pabrik tersebut dibutuhkan untuk proses penonaktifan.