Tongkang Batu Bara Digambarkan Mengantri untuk Ditarik di Sepanjang Sungai Mahakam di Samarinda (Reuters/Willy Kurniawan)
Energi

Rencana RMK Energy Antisipasi Tingginya Harga Minyak Dunia

  • Direktur Keuangan PT RMK Energy Tbk (RMKE), Vincent Saputra buka suara terkait proyeksi harga minyak dunia yang disebut sebut akan tinggi, lantaran situasi global yang tak menentu.
Energi
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Direktur Keuangan PT RMK Energy Tbk (RMKE), Vincent Saputra buka suara terkait proyeksi harga minyak dunia yang disebut sebut akan tinggi, lantaran situasi global yang tak menentu.

Menurut Vincent untuk RMKE akan terdampak dari kenaikan harga minyak dunia yang signifikan dari sisi jasa. Sehingga akan ada semacam diskon yang diberikan ke klien jika hal ini terjadi.

"Tapi kalau dari sisi jasa, memang terdampak. Di klausul kontrak kami ada fuel adjustment. Yang mana apabila harga minyak naik melewati angka tertentu akan diinfokan ke klien kami," kata Vincent dalam public expose RMKE secara virtual pada Kamis, 2 November 2023.

Sekadar informasi klausul kontrak merupakan ketentuan yang sangat spesifik dalam suatu perjanjian hukum yang disepakati oleh para pihak yang terlibat dalam kontrak, termasuk di dalamnya antisipasi keadaan tertentu.

Vincent menegaskan jika meski dari sisi jasa terdampak, namun pendapatan RMKE berasal dari dua sumber yaitu penjualan batu bara dan jasa. Sehingga perseroan masih optimis hal ini tak berdampak signifikan.

Margin laba segmen jasa mendongkrak kinerja keuangan Perseroan hingga periode September 2023. Pertumbuhan segmen jasa ini ditopang oleh kenaikan volume bongkaran kereta dan muatan tongkang yang tumbuh signifikan masing-masing sebesar 9,7% YoY dan 14,5% YoY.

Jumlah bongkaran kereta dan muatan tongkang hingga September 2023 masing-masing telah mencapai 9,2 juta MT dan 6,2 juta MT.

Pada 2024, perseroan tengah membidik target unloading kereta di 12,4 juta ton. Margin laba yang berasal dari segmen jasa dan segmen penjualan batu bara masing-masing sebesar 41,7% dan 14,4% hingga September 2023.

Meski pendapatan dari segmen penjualan batu bara cenderung flat di tengah normalisasi harga batu bara yang terkoreksi sebesar 16,9% YoY hingga September 2023, namun kinerja segmen ini masih ditopang oleh pertumbuhan produksi tambang in-house PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE).

TBBE berhasil memproduksi 900,8K MT batu bara , atau meningkat sebesar 11,3% YoY dan berkontribusi 53,76% ke total volume penjualan batu bara.

Selain didukung oleh pertumbuhan volume batu bara  in-house, Perseroan juga berupaya mengoptimalkan biaya operasional dengan beban pokok pendapatan penjualan batu bara  yang turun 12,3% YoY pada 9M 2023.