<p>Afrika Selatan/ Sumber: southafricavisa.com</p>
Industri

Resesi Terpanjang, Ekonomi Afrika Selatan Ambrol 51%

  • CAPE TOWN – Afrika Selatan (Afsel) terpaksa harus menelan pil pahit karena ekonominya terjun bebas ke level minus 51% pada kuartal II-2020 lalu. Badan Statistik Afsel mencatat kontraksi tersebut puluhan kali lebih dalam dibandingkan kuartal I-2020 yang minus 1,8%. Artinya Afsel tengah mengalami resesi terpanjang dalam 28 tahun terakhir. Jika dibandingkan dengan periode yang sama […]

Industri

Ananda Astri Dianka

CAPE TOWN – Afrika Selatan (Afsel) terpaksa harus menelan pil pahit karena ekonominya terjun bebas ke level minus 51% pada kuartal II-2020 lalu.

Badan Statistik Afsel mencatat kontraksi tersebut puluhan kali lebih dalam dibandingkan kuartal I-2020 yang minus 1,8%. Artinya Afsel tengah mengalami resesi terpanjang dalam 28 tahun terakhir.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, ekonomi Afsel berkontraksi 17,1%, lebih besar dari perkiraan median sebesar 16%.

Bukan tanpa sebab, penguncian (lockdown) yang dimulai pada 27 Maret telah mengakibatkan Afsel menderita resesi. Meskipun telah dilonggarkan secara bertahap pada 1 Mei, banyak perusahaan sudah terlanjur bangkrut dan mengakibatkan lonjakan pengangguran di sana.

Pengangguran yang meningkat drastis akan memperberat kinerja pemerintah sudah lebih dulu memiliki beban pengangguran sebanyak 30,1% dari total penduduk.

Sementara Reserve Bank memperkirakan rebound akan terjadi sebesar 17,5% pada kuartal ketiga.

“Tingkat aktivitas ekonomi hanya akan kembali ke level sebelum COVID-19 pada 2023-2024,” kata Sanisha Packirisamy, ekonom di Momentum Investments, dinukil dari Bloomberg, Rabu, 9 September 2020.

Pemerintah setempat mencatat pengeluaran pada PDB turun 52,3% year on year (yoy) pada kuartal tersebut. Sementara belanja rumah tangga turun 49,8%, pembentukan modal tetap bruto menurun 59,9%.

Di sisi lain, pertanian adalah satu-satunya industri yang berkembang, dengan pertumbuhan sebesar 15,1%. Sebab, sektor pertanian tetap berjalan sedangkan yang lain dipaksa untuk berhenti aktivitas ekonominya.

Namun, sektor konstruksi menunjukkan penurunan terbesar, yaitu 76,6%, diikuti oleh manufaktur sebesar 74,9% dan pertambangan sebesar 73,1%. Sebagian besar aktivitas di sektor-sektor ini dihentikan pada awal penguncian negara.

Perekonomian Afrika Selatan sudah berada di posisi terbelakang ketika virus korona menyerang. Data PDB kuartal kedua yang dirilis kemarin pagi mengonfirmasi bahwa ekonomi terpukul parah oleh langkah-langkah yang diambil untuk mengekang penyebaran virus corona.

Sementara beberapa pemulihan terhambat oleh sejumlah kendala struktural yang meningkat akibat dari pandemi,” kata Boingotlo Gasealahwe, ekonom Afrika.