Setelah Merger Bank Syariah Indonesia Bakal Ekspansi ke Dubai
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) alias BSI hari ini, Senin, 1 Februari 2021, resmi beroperasi setelah merger dari tiga bank syariah pelat merah. BSI merupakan penggabungan dari PT BRISyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT Bank BNI Syariah (BNIS).
Industri
JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) alias BSI hari ini, Senin, 1 Februari 2021, resmi beroperasi setelah merger dari tiga bank syariah pelat merah. BSI merupakan penggabungan dari PT BRISyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT Bank BNI Syariah (BNIS).
Setelah merger, BSI pada tahun ini berencana membuka kantor cabang di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) karena perkembangan sukuk global di Timur Tengah cukup potensial.
“Kenapa kami kejar di Dubai karena kami melihat potensi sukuk global di Dubai cukup menjanjikan,” ujar Direktur Utama Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi dilansir Antara baru-baru ini.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Sementara itu, dia mengatakan Mandiri International Remittance (MIR) di Malaysia memang hanya melayani pengiriman uang dari Malaysia ke Indonesia atau dari Indonesia ke Malaysia.
“Berbicara mengenai potensi syariah dan keuangan syariah di Malaysia, penetrasi perbankan syariahnya cukup optimal dibanding kita,” katanya.
Yang menarik, ujar dia, Indonesia memiliki penduduk muslim cukup besar bahkan terbesar di dunia di sisi lain penetrasi perbankan syariah di Indonesia di bawah 7% sedangkan di Malaysia sudah lebih dari 25%.
“Jadi memang menarik. Pemerintah Malaysia banyak memberikan ruang dan dukungan yang cukup luas kepada perbankan syariah untuk tumbuh. Dalam pajak perbankan syariah memperoleh rate yang cukup murah dibanding bank konvensional. Ini yang membuat perbankan syariah di Malaysia lebih cepat majunya dibanding negara lain seperti di kita,” katanya.
Tentang membuka perwakilan di Malaysia atau tidak, ujar dia, tergantung dari hasil kajian.
“Malaysia sendiri kami belum tahu potensinya seperti apa tetapi kalau melihat potensi syariah sebetulnya di dalam negeri jauh lebih besar. Hanya tantangannya kita harus bekerja lebih keras bagaimana meningkatkan literasi dan inklusi,” katanya
Karena itu, ujar dia, pihaknya belum bisa menjawab membuka cabang atau tidak karena harus berdasarkan kajian karena pada dasarnya pembukaan cabang atau perwakilan adalah deal business.
Bank syariah terbesar di Indonesia ini digawangi oleh 10 direksi. Berikut ini susunan komisaris dan direksi BSI sesuai hasil RUPSLB BRIS 15 Desember 2020:
Dewan Komisaris
- Mulya E. Siregar: Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen
- Suyanto: Komisaris
- Masduki Baidlowi: Komisaris
- Imam Budi Sarjito: Komisaris
- Sutanto: Komisaris
- Bangun S. Kusmulyono: Komisaris Independen
- M. Arief Rosyid Hasan: Komisaris Independen
- Komaruddin Hidayat: Komisaris Independen
- Eko Suwardi: Komisaris Independen
Dewan Pengawas Syariah
- Mohamad Hidayat: Ketua Dewan Pengawas Syariah
- Oni Syahroni :Anggota Dewan Pengawas Syariah
- Hasanudin: Anggota Dewan Pengawas Syariah
- Didin Hafidhuddin: Anggota Dewan Pengawas Syariah
Direksi
- Hery Gunardi: Direktur Utama
- Ngatari: Wakil Direktur Utama 1
- Abdullah Firman Wibowo: Wakil Direktur Utama 2
- Kusman Yandi: Direktur Wholesale Transaction Banking
- Kokok Alun Akbar: Direktur Retail Banking
- Anton Sukarna: Direktur Sales and Distribution
- Achmad Syafii: Direktur Information Technology
- Tiwul Widyastuti: Direktur Risk Management
- Tribuana Tunggadewi: Direktur Compliance and Human Capital
- Ade Cahyo Nugroho: Direktur Finance and Strategy