Resmi Diluncurkan, Pemerintah Targetkan Penyerapan ORI018 Rp5 Triliun
JAKARTA – Pemerintah resmi meluncurkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel dengan instrumen Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI018. Obligasi ini merupakan seri lanjutan dari seri sebelumnya yakni Obligasi ORI07. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Risko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Luky Alfirman mengatakan, penerbitan ORI018 ini bertujuan untuk menutup defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 […]
Industri
JAKARTA – Pemerintah resmi meluncurkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel dengan instrumen Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI018. Obligasi ini merupakan seri lanjutan dari seri sebelumnya yakni Obligasi ORI07.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Risko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Luky Alfirman mengatakan, penerbitan ORI018 ini bertujuan untuk menutup defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 yang ditargetkan mencapai 6,34%.
“Nah, ini yang diperkirakan defisit APBN kita mencapai 6,34% dan itu membutuhkan pembiayaan. Jadi tugas kita bagaimana mencari pembiayaan tersebut,” terang Luky dalam acara peluncuran ORI018, Kamis 1 Oktober 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Rencananya, penawaran atas obligasi ini akan dibuka sejak hari ini hingga 21 Oktober mendatang. Kupon imbal hasil (yield) yang ditawarkan sebesar 5,7% per tahun fixed rate dengan waktu jatuh tempo pada 15 Oktober 2023.
Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan menyatakan, target awal penerbitan ORI018 ini bakal mencapai Rp5 triliun. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa target konservatif ini bakal bertambah mengingat realisasi dari obligasi sebelumnya, yakni ORI017 sempat mencapai Rp18 triliun dan SR013 sebesar Rp25 triliun.
“Ini biar masyarakat merasa kok hanya Rp5 triliun jadi harus cepat-cepat. Jangan menunggu akhir,” kata dia.
Sekarang obligasi ini sudah bisa dibeli secara daring dengan konsep tanpa warkat fisik atau scriptless. Nominal minimum pemesanan Rp1 juta dan maksimalnya Rp3 miliar.