PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA)
Pasar Modal

Resmi IPO, Merdeka Battery Materials Incar Dana Rp9,2 Triliun

  • PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), resmi mencatatkan saham perdananya atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 18 April 2023
Pasar Modal
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA – PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), resmi mencatatkan saham perdananya atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 18 April 2023. Pada perdagangan perdananya, saham MBMA terpantau naik ke level 3,77% menjadi Rp825.

Perusahaan membuka harga Rp795 per saham. Dengan total saham yang dilepas melalui IPO ini sebanyak 11.549.999.900 saham baru yang dikeluarkan dari portepel perusahaan atau dari total saham, MBMA meraup sekitar Rp9,2 triliun dengan nilai kapitalisasi pasar saham mencapai Rp85,9 triliun. 

Presiden Direktur MBMA Devin Ridwan mengatakan, selama proses penawaran umum, minat investor di porsi penjatahan terpusat cukup tinggi hingga terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 19,9 kali. 

“Aksi korporasi ini sangat penting untuk mewujudkan visi MBMA sebagai pemain global yang terintegrasi secara vertikal dalam rantai nilai mineral strategis dan bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik,” katanya di gedung BEI pada Selasa, 18 April 2023.

Besarnya minat investor terhadap saham MBMA ini membuat perusahaan menerbitkan tambahan sebanyak 549.999.900 saham baru.

Adapun dalam perolehan dana, MBMA berencana menggunakan dana hasil IPO antara lain untuk membiayai pembangunan dan pengembangan sejumlah proyek pemrosesan nikel seperti fasilitas High Pressure Acid Leach (HPAL) I tahap I dengan kapasitas 60.000 ton per tahun untuk menghasilkan material dalam rantai nilai bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik.

Sebagian lainnya akan digunakan untuk memperkuat modal kerja anak usaha, diantaranya PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) yang merupakan perusahaan tambang nikel dengan salah satu sumber daya terbesar di dunia dalam hal kandungan nikel.

Saat ini SCM memiliki sumber daya lebih dari 1,1 miliar bijih dry metric tonne yang mengandung 13,8 juta ton nikel dengan kadar 1,22% Ni dan 1,0 juta ton kobalt pada kadar 0,08% Co. Kapasitas produksi tambang SCM diperkirakan akan mencapai 14,6 juta wet metric tonnes pada 2024. MBMA juga akan memakai dana IPO untuk melunasi pinjaman.

David Agus, Direktur PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk selaku salah satu Penjamin Emisi, mengatakan sebagian besar saham MBMA dialokasikan kepada investor institusi. Namun, antusiasme investor ritel dalam IPO ini yang mencapai lebih dari 33.000 pemesan sangat menggembirakan bagi industri pasar modal dan energi terbarukan di Indonesia. Besarnya minat investor untuk terlibat dalam IPO MBMA ini sudah terlihat sejak penawaran awal.

“Besarnya penawaran saham yang masuk menandakan bahwa investor juga sangat optimistis dengan prospek bisnis hilirisasi tambang nikel dan pengembangan rantai nilai bahan baku Electric Vehicle (EV) battery atau baterai kendaraan bermotor listrik yang dikembangkan oleh MBMA. IPO MBMA ini sejalan dengan momentum global yang mendorong lebih banyak penggunaan energi bersih, termasuk penggunaan EV battery,” kata David.

Sekedar informasi, MBMA telah mengoperasikan smelter RKEF yang memproduksi Nickel Pig Iron (NPI) dengan kapasitas terpasang produksi agregat mencapai 38.000 Ni per tahun per 30 September 2022.

Setelah pembangunan atau komisioning smelter RKEF baru, tambang SCM dan proyek AIM I, MBMA diproyeksikan menghasilkan 88.000 Ni per tahun dan 1,2 juta ton asam per tahun.