T VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) resmi menyerahkan 22 unit bus listrik kepada PT Mayasari Bakti yang merupakan kelanjutan dari penggunaan 30 bus sejenis ber-merk BYD jenis K-9 lowdeck yang telah beroperasi sebelumnya. Pasokan bus listrik ini merupakan komitmen dalam mendukung upaya pemerintah melakukan transisi menuju penggunaan energi hijau, terutama di bidang elektrifikasi transportasi di DKI Jakarta.Selasa 14 Maret 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Resmi IPO, VKTR Jadi Perusahaan EV Heavy Mobility Pertama yang Melantai di BEI

  • Tercapainya aksi IPO ini menjadikan VKTR sebagai perusahaan publik pertama di bursa yang mengkhususkan diri dalam pengembangan dan produksi kendaraan bermotor berbasis baterai (KLBB) di segmen kendaraan komersial dengan produk utama berupa EV Bus dan EV Truck.
Korporasi
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk yang melaksanakan initial public offering (IPO) hari ini, Senin, 19 Juni 2023, resmi tercatat sebagai perusahaan electric vehicle (EV) heavy mobility pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Tercapainya aksi IPO ini menjadikan VKTR sebagai perusahaan publik pertama di bursa yang mengkhususkan diri dalam pengembangan dan produksi kendaraan bermotor berbasis baterai (KLBB) di segmen kendaraan komersial dengan produk utama berupa EV Bus dan EV Truck.

Komisaris Utama VKTR Anindya N. Bakrie mengatakan, VKTR memilih untuk fokus kepada pengembangan kendaraan listrik di segmen kendaraan komersial, khususnya untuk bus dan truk.

"Data menunjukkan bahwa kebutuhan bus di Jakarta saja mencapai lebih dari 10.000 unit hingga tahun 2030. Jika memperhitungkan potensi di seluruh Indonesia, angka tersebut dapat meningkat hingga 20 kali lipat lebih besar," ujar Anindya dalam seremoni pencatatan perdana saham VKTR di BEI, Senin, 19 Juni 2023.

Dalam menguatkan posisi perseroan sebagai pengembang kendaraan listrik, VKTR menjalin kerja sama strategis dengan produsen bus skala global BYD Auto.

Saat ini, VKTR telah menyediakan 30 unit bus merek BYD yang dioperasikan oleh TransJakarta, dan perseroan akan menambahkan 22 unit bus lagi dalam waktu dekat dengan merek yang sama.

Direktur Utama VKTR Gilarsi W. Setijono menyampaikan, VKTR saat ini mengimpor bus tipe K-9 secara completely built-up (CBU) langsung dari pabrik BYD di Shenzen, China.

Sementara itu, pihaknya juga tengah merintis pembangunan fasilitas perakitan di Indonesia melalui kerja sama dengan mitra lokal Trisakti.

Fasilitas perakitan EV Bus perseroan akan berlokasi di Magelang, Jawa Tengah, dengan rencana tahap awal kapasitas perakitan 500 unit pertahun.

"Kami berkomitmen untuk mengembangkan fasilitas ini menjadi lini manufaktur yang andal dengan peningkatan kapasitas hingga lebih dari 3.000 unit pertahun. Dengan ini, kami berharap dapat memenuhi tingkat kandungan listrik dalam negeri (TKDN) yang ditetapkan oleh pemerintah dan menghasilkan produk kendaraan listrik yang merupakan kebanggaan nasional," ujar Gilarsi.

Seluruh dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan sekitar 40,29%-nya untuk belanja modal (capital expenditure/capex) untuk pengembangan produk dan fasilitas produksi.

Kemudian, sekitar 11,69% akan dialokasikan untuk anak usaha VKTR, yaitu PT Bakrie Autoparts dalam bentuk penyertaan modal guna meningkatkan daya saing di sektor komponen kendaraan listrik.

Lalu, sekitar 2,51% digunakan untuk melunasi utang kepada PT Tambara Tama Mandiri, sedangkan sekitar 1,4% akan digunakan untuk melunasi utang kepada PT Andara Multi Sarana.

Sisanya sekitar 44,11% akan digunakan untuk modal kerja dan operasional guna memenuhi kebutuhna operasional perseroan.

Gilarsi menambahkan bahwa pihaknya berharap dengan suksesnya IPO ini, perseroan dapat menjalankan rencana bisnis dengan optimal sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

Ia mengatakan bahwa pihaknya tidak hanya berkomitmen unutk mendistribusikan kendaraan listrik, tetapi juga untuk memproduksi kendaraan listrik di masa depan dalam rangka memberikan kontribusi yang lebih tinggi terhadap TKDN.

"Selain itu, kami juga berkomitmen untuk memberikan nilai tambah yang optimal kepada seluruh pemegang saham kami yang telah menjadi bagian penting dalam perjalanan VKTR serta mendukung upaya pemerintah dalam transisi energi bersih di masa depan," kata Gilarsi.

Sebagai informasi, dalam aksi IPO ini, VKTR menerbitkan 8,75 miliar lembar saham baru dengan nilai nominal Rp10 perlembar saham atau setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

VKTR menawarkan harga saham perdananya senilai Rp100 perlembar sehingga jumlah dana yang dihimpun dari penawaran umum ini mencapai Rp875 miliar.

Penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek dalam IPO ini adalah PT Samuel Sekuritas Indonesia, PT Ciptadana Sekuritas Indonesia, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.

VKTR didirikan pertama kali dengan nama PT Bakrie Steel Industries pada tahun 2007. Perseroan mengubah namanya menjadi PT VKTR Teknologi Mobilitas pada tahun lalu.

Kegiatan usaha VKTR saat ini adalah bidang perdagangan besar mobil dan sepeda motor listrik, komponen suku cadang, aksesoris mobil, dan karoseri kendaraan bermotor roda empat atau lebih.