Resmi Naik, Ini Daftar Harga Terbaru Rokok Gudang Garam
Harga 14 jenis rokok milik Gudang Garam naik mulai 24 Mei 2021.
Industri
JAKARTA – Perusahaan distributor rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Surya Madistrindo (SM) mengumumkan kenaikan harga yang berlaku efektif mulai 24 Mei 2021.
Dalam surat yang ditujukan kepada seluruh agen SM, terdapat 14 jenis rokok yang mengalami perubahan harga. Kenaikan harga terendah mulai dari Rp50.000 per bal, hingga paling tinggi Rp200.000 per bal.
Seperti diketahui, tahun ini pemerintah resmi menetapkan tarif cukai rokok sebesar Rp12,5%. Namun, dalam hal ini dikecualikan bagi Sigaret Kretek Tangan (SKT). Jenis rokok tersebut tidak dinaikkan karena mempertimbangkan isu perlindungan buruh, petani, dan industri.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Adapun secara rinci daftar harga rokok GGRM yang baru sebagai berikut.
No | Jenis Rokok | Harga Pita (Rp/Bungkus) | Harga Lama (Rp/Bal) | Kenaikan Harga (Rp/Bal) | Harga Bagi Baru (Rp/Bal) |
1 | 12 FIM | Rp20.400 | Rp3.370.000 | Rp70.000 | Rp3.440.000 |
2 | 12 FSM | Rp20.400 | Rp3.330.000 | Rp70.000 | Rp3.400.000 |
3 | 12 FSC | Rp20.400 | Rp3.300.000 | Rp70.000 | Rp3.400.000 |
4 | 12 GMV | Rp20.400 | Rp2.810.000 | Rp50.000 | Rp2.860.000 |
5 | 12 GSC | Rp20.400 | Rp3.130.000 | Rp50.000 | Rp3.180.000 |
6 | 16 FSC | Rp27.200 | Rp2.250.000 | Rp50.000 | Rp2.300.000 |
7 | 16 FSX | Rp27.200 | Rp2.900.000 | Rp100.000 | Rp3.000.000 |
8 | 16 GMD | Rp27.200 | Rp2.090.000 | Rp50.000 | Rp2.140.000 |
9 | 16 GMS | Rp27.200 | Rp2.090.000 | Rp50.000 | Rp2.140.000 |
10 | 16 GSB | Rp27.200 | Rp1.950.000 | Rp50.000 | Rp2.000.000 |
11 | 16 PRO | Rp27.200 | Rp1.950.000 | Rp50.000 | Rp2.000.000 |
12 | 16 PROM | Rp27.200 | Rp1.950.000 | Rp50.000 | Rp2.000.000 |
13 | 50 FIM | Rp85.000 | Rp13.380.000 | Rp200.000 | Rp13.580.000 |
14 | 50 FSM | Rp85.000 | Rp13.380.000 | Rp200.000 | Rp13.580.000 |
Kinerja GGRM Tertekan
Adapun sepanjang 2020, perusahaan yang menungi SM alias GGRM memang membukukan penurunan laba yang cukup dalam.
Tercatat, laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp7,59 triliun. Angka ini turun 29,7% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode 2019 sebesar Rp10,8 triliun.
Penurunan laba ini terjadi saat implementasi kebijakan Cukai Hasil Tembakau (CHT) 2020 ditetapkan cukup tinggi yakni sebesar 21,55%.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- Tandingi Telkomsel dan Indosat, Smartfren Segera Luncurkan Jaringan 5G
- Bangga! 4,8 Ton Produk Tempe Olahan UKM Indonesia Dinikmati Masyarakat Jepang
Kendati laba yang diraup lebih rendah dibandingkan perolehan sebelumnya, kinerja GGRM masih terbantu dari pendapatan yang naik 3,56% yoy. Sepanjang tahun lalu, perseroan membukukan pendapatan Rp114,47 triliun, lebih besar ketimbang Rp110,53 triliun pada periode 2019.
Pendapatan ini mayoritas ditopang oleh penjualan domestik yang mencapai Rp112,5 triliun, lebih tinggi dibandingkan 2019 sebesar Rp108,7 triliun. Di samping itu, ekspor GGRM juga naik dari 1,78 triliun menjadi Rp1,9 triliun.
Sayangnya, perseroan tak berhasil menekan beban pokok penjualan. Angkanya justru membengkak 10,64% yoy lebih besar dari Rp87,74 triliun pada 2019, menjadi Rp97,08 triliun pada 2020.
Adapun total liabilitas tahun lalu tercatat Rp19,66 triliun, turun 29,05% yoy ketimbang 2019 yang sebesar Rp27,71 triliun. Sebaliknya, ekuitas perseroan naik 14,9% yoy dari Rp50,98 triliun pada 2019 menjadi Rp58,52 triliun pada 2020.
Dengan kinerja tersebut, total aset perseroan masih terbilang stabil meskipun turun tipis 0,57% yoy menjadi Rp78,19 triliun. Pada 2019, total aset yang dibukukan sebesar Rp78,64 triliun. (LRD)