Resmi! Pertamina dan Bukit Asam Gandeng Perusahaan AS Garap Gasifikasi Batu Bara Rp30 Triliun
- Proyek gasifikasi batu bara Pertamina, Bukit Asam, dan Air Products and Chemicals akan mengurangi impor LPG nasional.
Industri
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) gandeng Air Products & Chemicals, Inc (APCI) akan menggarap proyek gasifikasi batu bara senilai US$2,1 miliar atau setara Rp30 triliun. Kerja sama ini akan menenkan ketergantungan pada impor gas alam cair atau Liquid Petroleum Gas (LPG).
Gasifikasi merupakan proses untuk mengubah batu bara menjadi produk gas untuk bahan bakar, dalam hal ini Dimethyl Ether (DME). Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun. Angka ini bisa mengurangi impor LPG sebesar 1 juta ton per tahun, sehingga dapat memperbaiki neraca perdagangan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan gasifikasi batu bara juga memiliki nilai tambah langsung pada perekonomian nasional secara makro, karena sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor. Selain itu, Indonesia sudah fokus pada transformasi ke green economy serta energi baru dan terbarukan (EBT).
- Rawat Inap Naik, Pendapatan RS Hermina Kuartal III-2021 Melonjak 60,5 persen
- Bank BNI Salurkan Bantuan CSR Rp5 Miliar untuk Pekerja Migran di UEA
- Gara-Gara Nama GoTo, Gojek dan Tokopedia Digugat Rp2,08 Triliun
Di samping itu, Proyek Strategis Nasional ini juga mendatangkan investasi asing secara langsung ke Indonesia dari APCI. Proyek ini diharapkan dapat memberikan multiplier effect antara lain menarik investasi asing lainnya.
“Kerja sama gasifikasi batu bara bisa menghemat cadangan devisa hingga Rp9,7 triliun rupiah per tahun dan menyerap 10.000 tenaga kerja,” ujar Erick, dalam keterangan resmi yang dikutip Senin, 8 November 2021.
Kepastian berlanjutnya proyek gasifikasi ditandai dengan penandatangan Amandemen Perjanjian Kerja Sama Pengembangan DME antara Pertamina, PTBA dengan APCI yang berlangsung di Los Angeles, Amerika Serikat dan Jakarta, Indonesia pada Jumat, 5 November 2021.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto dan President & CEO APCI Seifi Ghasemi, yang disaksikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan Grand Strategi Energi Nasional, transisi energi, green energy, dan circular energy menjadi prioritas. Hal ini sejalan dengan upaya mewujudkan ketahanan energi dan penguatan green economy di Indonesia sesuai arahan Presiden RI, Joko Widodo.
Nicke menuturkan Pertamina juga memahami bahwa pengembangan dan produksi DME ini berkaitan dengan isu lingkungan. Karenanya, sesuai arahan Pemerintah, Pertamina akan menjalankan proyek DME secara paralel dengan proyek Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) sehingga isu mengenai emisi karbon dapat ditekan hingga mencapai 45%.