Direktur Utama BRI Sunarso (kiri) dan Wamen BUMN II Kartika Wirjoatmodjo (kanan) saat penyampaian paparan Optimisme untuk Indonesia di Jakarta, Kamis, 5 Agustus 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Industri

Resmi Terkonsolidasi, Holding BUMN Ultra Mikro Fokus Transformasi Interlink Digital Segmen UMKM

  • JAKARTA – Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Ultra Mikro (UMi) fokus memperkuat interlink digital segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan ultra mi
Industri
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Ultra Mikro (UMi) fokus memperkuat interlink digital segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan ultra mikro. Tiga entitas usaha holding, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Pegadaian (Persero), serta PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM diketahui bakal berbagi akses data satu sama lain.

Direktur Utama (Dirut) BRI Sunarso mengatakan interlink digital merupakan fundamental yang penting dalam pengembangan bisnis holding. Melalui interlink yang kuat, Sunarso bilang holding bisa merumuskan strategi bisnis yang berkelanjutan.

“Kita tidak mungkin manual terus, semuanya harus memakai sistem digital untuk melakukan efisiensi sekaligus mewujudkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” jelas Sunrso dalam keterangan tertulis, Senin, 20 September 2021.

Selain itu, ekosistem digital ini diklaim menjadi penyangga dari efisiensi biaya operasional (operational cost) di tiga entitas usaha tersebut. Dengan begitu, sebanyak 30 juta potensi pasar ultra mikro bisa tergarap optimal tanpa menimbulkan lonjakan biaya bagi BRI sebagai induk holding.

“Dengan dibentuknya holding ini, maka satu, kolaborasi dan didigitalkan. Maka kemudian digitalisasi itu yang akan menurunkan dua hal, operational cost-nya akan turun kemudian operational risk-nya akan turun,” ujar Sunarso.

Sebelum holding ini tercetus, tiga perusahaan pelat merah ini diketahui memang sudah memiliki ekosistem digitalnya masing-masing. BRI mengembangkan mobile banking BRImo, BRI Spot, hingga BRILink Mobile.

Lalu, Pegadaian telah memiliki Selena (Sisitem Pengelolaan Pipeline Penjualan Pegadaian), aplikasi Agen Pegadaian, serta PNM dengan Mekaar.

Efisiensi ini wajib dilakukan Holding BUMN Ulta Mikro seiring target tinggi yang dibebankan oleh Kementerian BUMN. Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut Holding ini menjadi tumpuan agar rasio kredit UMKM nasional mencapai 30% pada 2024.

Penciptaan Lapangan Kerja

Di sisi lain, Erick mengatakan pendanaan segmen ultra mikro memberikan implikasi terhadap penciptaan lapangan pekerjaan lebih cepat. Dirinya menyebut ada potensi penambahan lapangan kerja hingga 5,2 juta orang dalam satu setengah tahun.

“Jika salah satu kreditur segmen ultra mikro ini mempekerjakan satu pekerja, maka saya rasa Holding BUMN Ultra Mikro ini akan sangat impactful,” ucap Erick dalam Penandatanganan Akta Perjanji Erick memerintahkan kepada direksi dari tiga perusahaan pelat merah ini memberikan bunga kompetitif kepada UMKM mulai November 2021. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rata-rata bunga kredit segmen mikro masih di atas 10% pada Juli 2021.

Pada periode yang sama, BRI mematok kredit segmen UMKM sebesar 14%. Adapun Kredit Usaha Rakyat (KUR) subsidi memiliki bunga sebesar 3%.

“Jangan sampai BUMN Untung tapi UMKMnya pailit. Jadi saya minta kepada seluruh jajaran Holding Ultra Mikro ini memberikan kredit dengan bunga yang rendah,”papar Erick.an Inbreng Saham Negara ke BRI pekan lalu.

Pada tahap awal, Holding Ultra Mikro membidik tambahan 18 juta nasabah baru. Jumlah ini dilihat dari pelaku usaha mikro tersebut sebelumnya tidak pernah tersentuh layanan keuangan formal.

Holding ini selanjutnya bakal menyasar 12 juta pelaku usaha mikro dan kecil lain yang masih menerima akses layanan keuangan non-formal. Lebih rinci, sebanyak 5 juta pelaku usaha masih meminjam dana dari rentenir dan 7 juta lainnya mendapat pembiayaan dari kerabat.