Resmikan Bank Sampah Induk, Pemkot Surabaya Targetkan Penjualan Sampah Kering 150 Ton Per Bulan
Nasional & Dunia

Resmikan Bank Sampah Induk, Pemkot Surabaya Targetkan Penjualan Sampah Kering 150 Ton Per Bulan

  • Dengan adanya Bank Sampah Induk Surabaya, Pemkot Surabaya ikut menargetkan penjualan sampah kering sebanyak 150 ton per bulan.

Nasional & Dunia

Justina Nur Landhiani

JAKARTA - Baru-baru ini gedung Bank Sampah Induk Surabaya yang berlokasi di komplek kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Jalan Menur 31 A Surabaya, diresmikan oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Eri Cahyadi juga turut melakukan peninjauan ruangan-ruangan yang ada di Bank Sampah. 

Dengan adanya Bank Sampah Induk Surabaya, Pemkot Surabaya ikut menargetkan penjualan sampah kering sebanyak 150 ton per bulan. Menurut Eri Cahyadi, dengan adanya Bank Sampah Induk Surabaya, maka akan menghidupkan bank sampah yang ada di setiap RW. 

Perlu diketahui, sampah-sampah tersebut dipilah-pilah dari rumah lalu diserahkan ke bank sampah yang ada di tingkat RW kemudian dijual ke bank sampah induk dengan harga yang sama. 

Selain itu, dengan adanya Bank Sampah Induk Surabaya ini berarti sampah itu bukan lagi menjadi barang yang menjijikkan tapi menjanjikan. Sebab, ketika sampah itu bisa diolah dan dipisah-pisah, itu bisa dijual.

Pemkot Surabaya juga dikabarkan akan mengadakan lomba Piala Wali Kota Surabaya dalam memilah sampah sejak dari rumah dan yang akan dinilai di setiap RW yang dimulai Jumat, 1 September 2023 lalu hingga beberapa minggu ke depan akan disosialisasikan lomba tersebut, sehingga diharapkan akhir bulan ini bisa dimulai lombanya. 

“Jadi, nanti sistemnya warga Surabaya itu memilah sampah dari rumahnya masing-masing, setelah itu pasti ada yang dijual ke bank sampah di RW tersebut dan ada pula yang dibuang ke TPS. Kita akan lihat nanti, semakin sedikit yang dibuang ke TPS, maka itulah RW yang berhasil. Saya yakin itu bisa dan saya yakin dengan orang Surabaya yang memiliki jiwa pahlawan dan pemberani serta jiwanya selalu ingin berubah menjadi lebih baik. Ayo kita mulai dari sekarang,” ujarnya.

Menurut Eri Cahyadi, jika warga sudah terbiasa melakukan hal tersebut, maka secara otomatis lingkungan akan menjadi bersih dan polusi lingkungan akan berkurang, sehingga itu akan berdampak pada kesehatan warga, termasuk bayi stunting, karena bayi stunting itu bukan hanya soal gizi buruk saja, tapi juga karena rumah yang tidak layak huni, lingkungan yang kotor dan tidak punya jamban. 

Bank Sampah Induk ini dikelola bersama dengan Yayasan Bina Bakti Lingkungan dan telah memiliki  254 bank sampah unit atau binaan yang terdiri dari 116 bank sampah di unit kampung atau RT-RW, kemudian 118 bank sampah di sekolah-sekolah, lalu 20 unit bank sampah di kantor instansi dan telah mengumpulkan sekitar 70 ton per bulannya. Oleh karena itu, dengan adanya gedung baru ini diharapkan mereka ini dapat mengumpulkan dan menjual sampah kering dua kali lipatnya, yaitu sekitar 150 ton perbulannya. Diyakini dengan melakukan cara tersebut maka bank sampah induk ini diharapkan dapat mengurangi sampah di Kota Surabaya.