Restrukturisasi Kredit BRI Mulai Menurun
JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI mencatat adanya tren penurunan restrukturisasi kredit. “Hal ini ditandai dengan semakin sedikit permintaan dari debitur yang mengajukan restrukturisasi kredit,” ungkap Direktur Bisnis Mikro BRI Supari dalam siaran tertulis, Senin, 10 Agustus 2020. Menurutnya, restrukturisasi kredit yang dilakukan BRI di bulan Juni mulai melandai dibandingkan bulan […]
Industri
JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI mencatat adanya tren penurunan restrukturisasi kredit.
“Hal ini ditandai dengan semakin sedikit permintaan dari debitur yang mengajukan restrukturisasi kredit,” ungkap Direktur Bisnis Mikro BRI Supari dalam siaran tertulis, Senin, 10 Agustus 2020.
Menurutnya, restrukturisasi kredit yang dilakukan BRI di bulan Juni mulai melandai dibandingkan bulan April dan Mei.
Pada April dan Mei 2020, terdapat pelaku usaha mikro yang mengajukan restrukturisasi kredit mencapai 80%, sementara itu 20% sisanya mengajukan kredit. Namun, lanjutnya, memasuki bulan Juni, kondisinya mulai berbalik menjadi 76% ekspansi kredit dan restrukturisasi kredit hanya sebesar 24%
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
“Ini merupakan sinyal yang baik di mana aktivitas ekonomi mulai kembali berjalan,” ungkapnya.
Adapun total restrukturisasi kredit yang telah diberikan emiten bersandi BBRI ini mencapai 2,88 juta debitur dengan nilai kredit mencapai Rp179,91 triliun.
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan total restrukturisasi kredit yang telah diberikan perbankan di Indonesia hingga 20 Juli 2020 mencapai Rp784,36 triliun untuk 6,73 juta debitur. Dari jumlah tersebut, outstanding restrukturisasi UMKM sebesar Rp330,27 triliun berasal dari 5,38 juta debitur dan non UMKM Rp454,09 triliun berasal dari 1,34 juta debitur.
Sunarso menambahan, pihaknya senantiasa memegang prinsip prudential banking dalam menyalurkan kredit. Tahun ini, BRI merevisi target pertumbuhan kredit menjadi 4-5%. Angka tersebut menurun dari target sebelumnya yang mencapai double digit.
Di sisi lain, perusahannya tetap berupaya mempertahankan pertumbuhan kredit yang moderat sembari mencari peluang penyaluran kredit di segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Berdasarkan data perseroan, sejak 25 Juni hingga 6 Agustus 2020, penyaluran kredit BRI tercatat sebesar Rp28,7 triliun dengan jumlah nasabah sebanyak 645 ribu debitur. “Penyaluran kredit ini tercatat dalam upaya meleverage dua kali lipat dari penempatan dana pemerintah Rp10 triliun,” kata Sunarso.
Sebelumnya, pemerintah telah menempatkan dana di bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp30 triliun dalam rangka program percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Dari alokasi tersebut, BRI memperoleh Rp10 triliun, sedangkan tiga bank yang lain, meliputi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Rp10 triliun, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp5 triliun, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Rp5 triliun.