Revenue Blanja.com ‘Receh’ Jadi Ditutup, Telkom Ganti Model Bisnis E-Commerce
Kontribusi Blanja.com terhadap pendapatan perseroan relatif kecil dan tidak material.
JAKARTA – Emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mengungkapkan alasan penutupan platform belanja daring (e-commerce) miliknya, Blanja.com.
PGS VP Investor Relations Telkom Dewi mengatakan bahwa kontribusi Blanja.com terhadap pendapatan perseroan relatif kecil dan tidak material. Hal ini berdasarkan kontribusi pendapatan Blanja.com pada tahun 2019.
Alasan lainnya karena perseroan memiliki stategi baru dalam mengembangkan bisnis e-commerce. Perusahaan pelat merah ini mengaku akan beralih ke sektor e-commerce dengan model bisnis B2B (business to business). Segmen ini diklaim sudah lama digarap oleh Telkom untuk melayani nasabah-nasabah bisnis dan enterprise.
“Hal ini merupakan bagian dari langkah strategis perusahaan untuk mengembangkan bisnis e-commerce ke arah yang lebih baik, Sejalan dengan rencana strategis jangka panjang Perusahaan dalam rangka meningkatkan profitabilitas perusahaan,” kata Dewi dalam surat kepada Kepala Divisi Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis, 3 September 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Perseroan juga menyatakan bahwa mulai tanggal 1 Oktober 2020, marketplace Blanja.com yang berada di bawah naungannya tersebut tidak lagi melayani transaksi retail. Sementara, sebulan sebelumnya, Blanja.com sudah tidak melayani transaksi baru.
“Namun bagi transaksi yang eksisting, tetap diselesaikan dalam kurun satu bulan berjalan,” jelas manajemen.
Blanja.com merupakan e-commerce yang didirikan pada 2014 lalu dengan komposisi kepemilikan yaitu Telkom 60% dan eBay 40%. Sementara itu, Direktur Keuangan Telkom, Heri Supriadi menjelaskan strategi bisnis Telkom, terutama selama masa pagebluk memaksa terjadinya akselerasi digitalisasi.
“Saat ini, posisi Telkom adalah sebagai enabler digitalisasi melalui segmen mobile ataupun fixed broadband,” kata Heri.
Sepanjang paruh pertama 2020, Telkom meraup pendapatan Rp66,85 triliun atau merosot dari tahun sebelumnya Rp69,34 triliun. Laba bersih Telkom juga turun menjadi Rp10,98 triliun pada semester I-2020 dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp11,07 triliun. (SKO)