<p>Sumber: passiveincomesaham.com</p>
Pasar Modal

Review Pasar Modal Sepekan: IHSG Terkoreksi Tipis, Tiga Perusahaan Melantai di Bursa

  • IHSG bergerak variatif sepanjang 7 Maret 2022 - 11 Maret 2022 dan ditutup terkoreksi ke level 6.922,6.
Pasar Modal
Merina

Merina

Author

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia mencatat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 7 Maret 2022 - 11 Maret 2022 terkoreksi sebesar 0,08% menjadi 6.922,6 dari level 6.928,3 pada pekan sebelumnya. IHSG bergerak variatif dengan kenaikan tertinggi terdapat pada transaksi harian bursa sebesar Rp21,735 triliun naik  9,52%.

Kapitalisasi pasar modal juga turut mengalami koreksi sebanyak 0,62% dari Rp8,73 triliun menjadi Rp8,64 triliun. Sedangkan rata-rata volume transaki mengalami pelemahan 15,49% ke angka 24,097 miliar saham dari 28,513 miliar saham. Sementara peningkatan rata-rata frekuensi harian sebesar 1.634.152 tumbuh 0,92% dari dari pekan lalu.

Per Jumat, 11 Maret 2022, investor asing telah mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp73,77  miliar sepanjang 2022, dengan pencatatan dan beli asing sebesar Rp17,5 triliun.

Dalam sepekan ke belakang, BEI juga telah mencatatkan sebanyak lima obligasi dan tiga penawaran saham perdana (listing).

Tiga Perusahaan Listing

Adapun perusahaan pertama yang melakukan pencatatan saham di bursa yakni PT Sumber Mas Konstruksi Tbk (SMKM) pada 9 Maret 2022. SMKM menawarkan sebanyak 250 juta saham seharga Rp264 per lembar saham dengan target pendapat sebanyak-banyaknya Rp66 miliar.

Dalam listing perdananya, saham SMKM gagal mengecap hasil manis dengan ditutup terkoreksi sebesar 9,85% ke harga Rp238 per saham.

Kemudian, pada 10 Maret 2022, P T Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO) turut mencatatkan sahamnya di BEI sebanyak sedangkan harga penawaran berada di angka Rp100 per lembar saham. Sehingga perseroan akan meraup dana IPO paling banyak Rp128,50 miliar. 

Pada pembukaan listing perdana, saham NANO berhasil menghijau dari awal sesi dengan naik 8% ke harga Rp108 per lembar saham naik 8 poin dari harga penawaran yang sebesar Rp100 per lembar saham.

Secara bersamaan, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) melaksanakan listing perdana dengan menawarkan 877.072.000 saham biasa setara dengan 8,06% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. STAA mematok harga penawaran sebesar Rp600 per lembar saham dan target pencapaian dana Rp Rp526,24 miliar.

Pada pelaksanaan listing STAA turut meraup hasil positif karena berhasil menyetuh auto reject atas atau menguat  ke Rp745 dengan menguat 145 poin setara dengan melonjak 24,17% dari harga pembukaan listing perdananya.

Pencatatan Obligasi

Sementara itu, obligasi pertama dilakukan oleh PT Merdeka Copper Gold Tbk  pada 9 Maret 2022, dengan mencatatkan obligasi berkelanjutan III Merdeka Copper Gold Tahap I tahun 2022. Adapun nilainya sebesar Rp3 triliun yang merupakan bagian dari obligasi berkelanjutan III perseroan dengan nilai total Rp9 triliun.

Obligasi yang diterbitkan perseroan merupakan obligasi Merdeka Copper Gold yang diterbitkan tanpa warkat dalam dua seri. Surat utang ini mendapat peringkat (id)A (Single A) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Adapun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai wali amanat.

Pada hari yang sama,  PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mencatatkan obligasi Berkelajutan III Chandra Asri Petrochemical Tahap V tahun 2022 sebesar Rp1,4 triliun.

Obligasi ini mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga Rp2,5 triliun dan merupakan lanjutan dari Penawaran Umum Berkelanjutan tahap III. Hasil pemeringkatan dari Pefindo untuk obligasi tersebut adalah idAA- (Double A Minus). Adapun wali amanat dalam emisi TPIA ialah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Ketiga, obligasi berkelanjutan I Pyridam Farma Tahap I Tahun 2022 oleh PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) dicatatkan sebesar Rp400 miliar dalam kurun waktu lima tahun dengan hasil pemeringkataj kredit Indonesia ialah rBBB+ alias (Triple B Plus). Sedangkan PT Bank KB Bukopin Tbk yang bertindak sebagai wali amanat dalam emisi efek PYFA.

Obilgasi keempat dicatatkan oleh  PT Tamaris Hydro sebesar Rp750 miliar dan meraih peringkat idAAA(sf) ztzu  (Triple A Structured Finance) dari  Pefindo.

Kemudian, Obligasi Subordinasi Berkelanjutan III Bank UOB Indonesia Tahap I Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Bank UOB Indonesia mulai dicatatkan di BEI nilai nominal Rp100 miliar dan memiliki jangka waktu tujuh tahun. Hasil pemeringkatan dari PT Fitch Ratings Indonesia untuk Obligasi Subordinasi adalah AAidn (Double A). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Selama tahun 2022, BEI telah mencatatkan total obligasi dan sukuk sebanyak 22 emisi dari 18 emiten dengan nilai total mencapai Rp23,07 triliun. Dengan demikian, hingga saat ini total emisi yang tercatat di bursa telah mencapai 491 emisi dengan nilai outsanding sebesar RpRp440,03 triliun dan US$47,5 juta, diterbitkan oleh 125 emiten. 

Selain itu, sebesar Rp4.764,63 triliun dan US$200 juta Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI dengan jumlah 147 seri dan EBA sebanya 10 emisi sebesar Rp4,86 triliun.