Nasional

RI Bisa Hindari Impor Beras, Ini Syaratnya

  • Dilema impor beras tahun ini yang rencananya sebesat 2 juta ton terus menimbulkan pro kontra. Apalagi keputusan tersebut terjadi di masa panen raya. Lantas berapa stok ideal beras RI seharusnya?
Nasional
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Dilema impor beras tahun ini yang rencananya sebesat 2 juta ton terus menimbulkan pro kontra. Apalagi keputusan tersebut terjadi di masa panen raya. Lantas berapa stok ideal beras RI seharusnya?

Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori menilai mestinya saat panen raya stok atau cadangan beras pemerintah (CBP) rendah karena produksi melimpah dan harga tertekan. Stok terbesar mestinya dilakukan saat paceklik atau periode Oktober-Januari.

"Berapa stok yang ideal? Sampai saat ini pemerintah belum pernah menetapkan. Kalau menggunakan patokan FAO itu 20% dari kebutuhan nasional. Tapi ini sangat besar," katanya kepada TrenAsia pada Kamis, 30 Maret 2023.

Khudori melanjutkan, stok ideal bisa didekati dengan berapa kewajiban penyaluran bulanan Bulog. Idealnya, saat Desember tersedia tiga bulan kebutuhan bulanan penyaluran. Kebutuhan tiap bulan Indonesia menurutnya berkisar di 2,5 juta ton. Jadi idealnya posisi di akhir Desember itu stok yang ada di masyarakat 7,5 juta ton.

Mengacu survei BPS, Badan Pangan Nasional per 31 Desember 2022, memiliki jumlah stok beras yang ada di masyarakat hanya 4 juta ton. Jika mengacu 7,5 juta ton artinya Indonesia masih ada defisit.

Terbukti, dengan jumlah stok tersebut, Bulog kesulitan menyerap beras sebagai cadangan beras pemerintah (CBP). Sampai 28 Maret 2023, stok CBP Bulog hanya 230 ribu ton.

Padahal selama Maret-Mei nanti Bulog mendapat penugasan penyaluran bansos beras kurang lebih 640 ribu ton. Akhirnya, pemerintah berencana impor 2 juta ton tahun ini, 500 ribu ton di antaranya akan didatangkan secepatnya.