Iklan Indomie di Nigeria
Nasional

RI Investasi Rp32 T di Afrika, Indomie jadi "Makanan Pokok" Nigeria

  • Titik awal hubungan Indonesia dengan seluruh benua Afrika terjadi pada tahun 1955 dengan diadakannya Konferensi Asia-Afrika di Bandung.

Nasional

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Hubungan antara Indonesia dan negara-negara Afrika memiliki akar yang kuat dalam sejarah, dimulai sejak era perjuangan kemerdekaan melawan kolonialisme. 

Kedekatan ini berawal dari kesamaan nasib sebagai negara yang pernah dijajah, yang kemudian mendorong Indonesia dan negara-negara Afrika untuk memperjuangkan kemerdekaan serta kedaulatan mereka masing-masing.

Konferensi Asia-Afrika 1955 jadi Awal Kebangkitan Bersama

Titik awal hubungan Indonesia dengan seluruh benua Afrika terjadi pada tahun 1955 dengan diadakannya Konferensi Asia-Afrika di Bandung. Konferensi ini diinisiasi oleh Indonesia bersama empat negara lainnya (India, Pakistan, Sri Lanka, dan Burma) dan menghadirkan 29 negara dari Asia dan Afrika.

Tujuan utama konferensi tersebut adalah memperjuangkan kemerdekaan, kemandirian, dan kerja sama yang lebih erat antara negara-negara di Asia dan Afrika. 

"Semangat Bandung," yang muncul dari konferensi ini, menekankan solidaritas, anti-kolonialisme, dan kemandirian ekonomi, yang menjadi landasan penting bagi hubungan Indonesia dan negara-negara Afrika di tahun-tahun berikutnya.

Penguatan Hubungan Ekonomi dan Diplomasi

Pada era modern, hubungan Indonesia dan Afrika semakin diperkuat melalui diplomasi ekonomi dan perdagangan. Sejak tahun 2000-an, Indonesia aktif membangun hubungan bilateral dengan berbagai negara di Afrika, dengan mengedepankan kerja sama di bidang perdagangan, investasi, dan pembangunan infrastruktur.

Indonesia terus menunjukkan komitmen untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Afrika, tercermin dalam penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) kedua pada tahun 2024 di Bali. 

Dengan mengangkat tema "Bandung Spirit for Africa's Agenda 2063," forum ini menjadikan semangat Konferensi Asia-Afrika 1955 sebagai fondasi dalam pembangunan kerja sama yang lebih erat di masa depan. 

IAF 2024 diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan bisnis senilai setidaknya Rp54,3 triliun dengan memprioritaskan kerja sama dalam bidang transformasi ekonomi, energi, pertambangan, ketahanan pangan, kesehatan, dan pembangunan.

"Indonesia tetap berkomitmen untuk memperkuat kerja sama dan solidaritas dengan negara-negara di kawasan Afrika, dan ini akan terus dilanjutkan oleh pemerintahan berikutnya," terang Presiden Jokowi dalam Sambutannya, di Bali, dikutip, Senin, 2 September 2024.

Seberapa Besar Investasi Indonesia di Afrika?

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, mengungkapkan peningkatan signifikan hubungan ekonomi antara Indonesia dan Afrika dalam beberapa tahun terakhir. 

Indonesia telah memperluas investasinya ke berbagai negara Afrika, sementara itu produk-produk Indonesia juga menikmati keberhasilan besar di pasar Afrika.

“Indonesia telah berinvestasi di negara-negara kunci di Afrika. Ini menunjukkan komitmen kami untuk kesejahteraan bersama, dengan perusahaan Indonesia yang beroperasi di 8 negara di Afrika," terang Roeslan dalam keterangan resminya, Senin, 29 Agustus 2024.

Sejumlah perusahaan Indonesia telah melakukan investasi besar di Afrika, khususnya di sektor energi, farmasi, dan barang konsumsi. 

PT Pertamina telah berinvestasi di sektor energi di Kenya dan Tanzania, sementara Medco Energy menjalankan operasi di sektor minyak dan gas di Mozambik. Di sektor farmasi dan barang konsumsi, Bio Farma dan Wings Group telah berinvestasi di Kenya.

Total investasi Indonesia di Afrika mencapai US$2,09 miliar atau sekitar Rp32,4 triliun (kurs Rp15.540) dari tahun 2019 hingga kuartal II 2024, Roeslan menyebut capaian ini sebagai bukti Indonesia terus memperluas kehadirannya di benua tersebut.

Pada tahun 2023, perdagangan bilateral antara kedua wilayah meningkat secara signifikan, Indonesia lebih banyak mengekspor barang jadi dan mengimpor bahan mentah dari Afrika. 

Tidak hanya investasi Indonesia yang mengalir ke Afrika, tetapi negara-negara Afrika juga menunjukkan minat yang signifikan untuk berinvestasi di Indonesia. Total investasi dari negara-negara Afrika di Indonesia mencapai US$1,73 miliar atau sekitar Rp26,8 triliun. 

“Indonesia telah berinvestasi di negara-negara kunci di Afrika. Ini menunjukkan komitmen kami untuk kesejahteraan bersama, dengan perusahaan Indonesia yang beroperasi di 8 negara di Afrika," papar Roeslan.

Kesuksesan Produk Indomie di Afrika

Produk Indonesia, terutama Indomie, berhasil meraih kesuksesan besar di pasar Afrika. PT Indofood Sukses Makmur Tbk, produsen Indomie, berhasil menguasai 74% pangsa pasar mi instan di Nigeria. 

Indomie menjadi sangat populer di Nigeria karena harganya yang murah dan dianggap sebagai alternatif yang lebih ekonomis dibandingkan beras atau roti, terutama mengingat populasi Nigeria yang tinggi dan terus bertumbuh.

Keterlibatan Indonesia di Afrika dan keberhasilan produk-produk Indonesia di pasar benua tersebut menunjukkan potensi besar untuk memperluas hubungan ekonomi kedua wilayah di masa mendatang.