RI Masuk Negara Terancam Resesi, Airlangga: Peluangnya Kecil
- Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan potensi Indonesia jatuh ke jurang resesi sangat kecil di tengah sederet negara di dunia sudah jatuh resesi bahkan bangkrut.
Nasional
JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan potensi Indonesia jatuh ke jurang resesi sangat kecil di tengah sederet negara di dunia sudah jatuh resesi bahkan bangkrut.
Saat ini, inflasi di Indonesia telah mencapai 4,2 % pada Juni 2022 yoy dan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,01% pada kuartal I-2022.
"Indonesia melihat bahwa situasi domestik kita relatif baik. Beberapa negara masuk resesi tapi Indonesia melihat potensi dari resesinya dibanding negara lain relatif sangat kecil, yaitu sekitar 3%," tuturnya dilansir dari akun Youtube Sekretariat Presiden pada Minggu 18 Juli 2022.
- Ternyata Harga Keekonomisan Pertamax dan Pertalite Beda Tipis, Segini Jika Tak Disubsidi!
- 10 Perusahaan Minyak Berpendapatan Terbesar di Dunia
- Harga Elpiji Nonsubsidi Naik, Ini Jurus Pertamina Cegah Warga Migrasi ke Gas Melon
Dalam kesempatan tersebut, Airlangga mengungkapkan bahwa Jokowi menyampaikan kebijakan fiskal dan moneter di Indonesia berjalan secara sinkron. Airlangga melanjutkan Indonesia memiliki debt to GDP ratio sekitar 42 % sementara di beberapa negara mencapai 100 %.
Defisit Indonesia tercatat masih di sekitar 4 % dan transaksi berjalan berada di level 0,5 %. BPS mencatatkan neraca perdagangan Indonesia, selama 26 bulan terakhir menunjukkan nilai yang positif bahkan surplus.
Hal ini berbanding terbalik dengan survei yang dilakukan Bloomberg, Indonesia masuk ke dalam 15 negara yang berpotensi mengalami resesi.
Dalam survei itu menunjukkan pada peringkat 1-15 secara berurutan, yaitu: Sri Lanka, New Zealand, Korea Selatan, Jepang, Cina, Hongkong, Australia, Taiwan, Pakistan, Malaysia, Vietnam, Thailand, Filipina, Indonesia, dan India.
Sri Lanka menempati posisi pertama negara berpotensi resesi dengan presentase 85%, New Zealand 33 %, Korea Selatan dan Jepang 25 %. Lalu Cina, Hongkong, Australia, Taiwan, dan Pakistan 20 %. Malaysia 13 %, Vietnam dan Thailand 10 %, Filipina 8 %, Indonesia 3 %, dan India 0 %.