RI Miliki Pabrik Nikel Sulfat Pertama dan Terbesar di Dunia
- Harita Nickel melalui unit bisnisnya PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL) afiliasi bisnis dari PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) meresmikan operasi produksi nikel sulfat pertama di Indonesia dan terbesar di dunia.
Nasional
JAKARTA - Harita Nickel melalui unit bisnisnya PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL) afiliasi bisnis dari PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) meresmikan operasi produksi nikel sulfat pertama di Indonesia dan terbesar di dunia.
Direktur PT Halmahera Persada Lygend, Tonny H. Gultom menyatakan, Harita Nickel melalui PT HPL yang berkolaborasi dengan Lygend Resources Technology Co., Ltd, kembali mencatatkan sejarah baru setelah di Juni 2021 menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik dan menjadi industri pionir di Indonesia.
"Pada hari ini kami kembali menancapkan tonggak sejarah baru di mana Bapak dan Ibu sekalian akan menjadi saksi peresmian dari pabrik nikel-sulfat (NiSO4.6H2O) yang juga diproduksi PT Halmahera Persada Lygend," kata Tonny dalam keterangannya, dilansir Jumat, 2 Juni 2023.
- Pria Tua Selamat Setelah Dikeroyok 1000 Lebah Pembunuh dan Disengat 250 Kali
- Menteri ESDM: Lambatnya Alihkelola Blok Masela Ganggu Transisi hingga Ketahanan Energi
- Harga Tiket Konser ONE OK ROCK di Jakarta, Dijual Mulai 10 Juni
- Sambut Hari Lahir Pancasila, Unilever Indonesia Ajak Anak Muda Rawat Toleransi
Peresmian operasi produksi nikel sulfat dengan kapasitas 240 ribu ton per tahun tersebut dilakukan di kawasan operasional Harita Nickel di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.
Nikel sulfat merupakan bahan utama penyusun prekursor katoda baterai kendaraan listrik. Pabrik nikel sulfat yang berdiri di Pulau Obi ini, diklaim Tonny akan menjadi pabrik pertama di Indonesia yang memproduksinya sekaligus menjadi yang terbesar di dunia dari sisi kapasitas produksi.
Dalam hal kapasitas produksi NiSO4, Perseroan akan terus melakukan penyempurnaan dan meningkatkan kapasitasnya hingga mencapai 240.000 metrik ton/tahun dengan kandungan nikel metal 54.000 ton per tahun dan ditargetkan tercapai pada pertengahan kuartal-II tahun 2023
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto menyatakan apa yang dihasilkan Harita Nickel merupakan pencapaian yang sangat luar biasa bersejarah.
Menurutnya, keberhasilan ini dapat menujukkan bagaimana kolaborasi investor lokal dan investor asing bisa bekerja sama dengan baik.