BRICS
Nasional

RI Minat Gabung BRICS, AS Langsung Tawarkan Sejumlah Kerja Sama

  • Pemerintah AS menyatakan minat yang kuat untuk melanjutkan latihan bersama Super Garuda Shield yang sudah menjadi agenda tahunan kedua negara.

Nasional

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Setelah Indonesia menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan kelompok ekonomi BRICS, Amerika Serikat (AS) langsung ingin meningkatkan hubungan bilateralnya dengan Indonesia. 

BRICS merupakan aliansi yang beranggotakan lima negara besar, yaitu Brazil, Rusia, India, China, dan South Africa. Pada awal 2024, sejumlah negara lain yakni Uni Emirat Arab, Iran, Mesir, Ethiopia telah bergabung menjadikan keanggotaannya kini sembilan negara. 

Menteri Pertahanan Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin, bertemu dengan Duta Besar AS Kamala Lakhdir untuk membahas peningkatan kerja sama pertahanan. Kedua negara melihat potensi besar dalam memperkuat keamanan maritim di wilayah Asia Tenggara, terutama dalam mengatasi tantangan global yang terus berkembang, termasuk isu keamanan di Laut Cina Selatan. 

Menurut Kamala, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan jalur perdagangan penting, perlu menyadari pentingnya menjaga stabilitas wilayah lautnya, hal ini selaras dengan kebijakan AS untuk mempertahankan keamanan maritim di kawasan Asia-Pasifik.

“Saya berkomitmen untuk memperkuat kerja sama kita terutama dalam bidang pertahanan. Saya sangat menghargai hubungan bilateral kita yang kokoh, dan (saya) berhadap dapat meningkatkan kemitraan ini untuk kepentingan bersama,” ujar Menteri Pertahanan (Menhan) Letjen TNI (Purn.) Sjafrie Sjamsoeddin, dikutip dari keterangan resmi, Selasa, 29 Oktober 2024.

Pemerintah AS menyatakan minat yang kuat untuk melanjutkan latihan bersama Super Garuda Shield yang sudah menjadi agenda tahunan kedua negara. Super Garuda Shield, yang sebelumnya hanya melibatkan Indonesia dan AS, kini berkembang menjadi latihan multilateral dengan partisipasi beberapa negara lain, termasuk Australia dan Jepang. 

Melalui latihan ini, prajurit TNI dan pasukan militer AS berlatih bersama dalam menghadapi berbagai ancaman potensial, mulai dari bencana alam hingga konflik regional. 

Pendidikan dan Pengembangan Militer

AS menyadari bahwa penguatan pertahanan tidak hanya berkaitan dengan teknologi dan alutsista, tetapi juga dengan peningkatan kapasitas personel militer. 

Oleh karena itu, Amerika Serikat menawarkan program pelatihan Bahasa Inggris bagi personel TNI sebagai bagian dari kerja sama di bidang pendidikan. Pelatihan bahasa menjadi penting untuk meningkatkan kemampuan komunikasi antara angkatan bersenjata kedua negara, terutama dalam misi-misi gabungan yang melibatkan personel dari berbagai latar belakang bahasa dan budaya.

Selain itu, hubungan Indonesia-AS dalam pendidikan pertahanan telah berjalan selama puluhan tahun. Dalam perayaan 75 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara, tercatat lebih dari 6.000 warga Indonesia, termasuk prajurit TNI, telah mendapatkan kesempatan untuk menempuh pendidikan di AS. 

Program beasiswa dan pelatihan ini tidak hanya meningkatkan profesionalisme, tetapi juga membangun hubungan antarpersonal yang kokoh antara prajurit Indonesia dan AS. Tahun ini, sembilan taruna dari akademi militer Indonesia mendapatkan kesempatan belajar di Amerika Serikat, melanjutkan tradisi pendidikan lintas negara yang telah berlangsung sejak lama.

Merespons Keputusan Indonesia Bergabung dengan BRICS

Kehadiran Indonesia di forum ekonomi BRICS membuka peluang besar untuk memperluas pengaruhnya di panggung global. Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergey Tolchenov, menyatakan bahwa langkah Indonesia bergabung dengan BRICS merupakan langkah penting yang bisa memberikan manfaat besar bagi perekonomian dan politik global Indonesia. 

Ia melihat BRICS sebagai platform yang memungkinkan Indonesia untuk berkolaborasi lebih erat dengan negara-negara ekonomi berkembang lainnya, dan menyeimbangkan kekuatan dalam sistem ekonomi dunia yang selama ini didominasi oleh negara-negara Barat.

"Artinya, Indonesia tidak ingin bergabung dengan blok atau kubu mana pun di dunia modern seperti yang dibayangkan sebagian orang," ujar Sergey, dalam keterangan resminya di Jakarta.

Langkah diplomatik Indonesia untuk menjaga keseimbangan antara hubungan dengan BRICS dan kemitraan strategis dengan AS mencerminkan posisi netral dan inklusif yang diusung oleh pemerintah. Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia diharapkan mampu menjadi jembatan antara kekuatan ekonomi besar seperti AS dan BRICS, sekaligus mengamankan kepentingan nasionalnya.

Meski terdapat dinamika geopolitik yang kompleks, Indonesia berkomitmen untuk memperkuat kerja sama dengan AS tanpa mengorbankan hubungan baiknya dengan negara-negara BRICS. Menteri Pertahanan Sjafrie menegaskan komitmen Indonesia untuk tetap menjalin hubungan erat dengan Amerika Serikat. 

Kerja sama yang telah berlangsung selama 75 tahun ini terbukti mampu mendukung Indonesia dalam berbagai aspek, baik pertahanan, pendidikan, maupun teknologi. Dengan adanya kolaborasi yang lebih erat, Indonesia dapat memanfaatkan setiap peluang untuk mencapai tujuan nasional dalam menjaga stabilitas dan keamanan regional.

Dukungan AS melalui kerja sama di bidang pertahanan dan pendidikan ini juga diharapkan mampu mengakselerasi kemajuan militer Indonesia di tengah persaingan regional yang semakin kompetitif. Di sisi lain, hubungan diplomatik dengan negara-negara BRICS yang menawarkan kesempatan ekonomi baru menjadi penyeimbang yang penting.