<p>Pekerja beraktifitas dengan latar belakang layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat 5 Juni 2020. IHSG ditutup menguat 0,63% atau 31,08 poin ke level 4.947,78 pada akhir perdagangan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

RI Sudah Pasti Resesi, Saham Bank Diobral Asing dan IHSG Terkulai di Zona Merah

  • Pengumuman resesi itu langsung membuat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terseok-seok pada perdangan sesi II hari ini. Hasilnya, IHSG pun tersungkur ke level 4.934,09 atau turun 1,3% pada penutupan perdagangan.

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah mengumumkan revisi pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020. Awalnya, pemerintah masih menargetkan ekonomi pada kisaran negatif 1,1% hingga positif 0,2%. Namun sekarang, ekonomi kuartal III sudah dipastikan bakal berada di zona negatif antara -2,9% sampai -1%.

“Negatif teritori pada kuartal III ini akan berlangsung di kuartal IV. Namun kita usahakan dekati nol,” ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita secara daring, Selasa, 22 September 2020.

Tak pelak, pengumuman itu langsung membuat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terseok-seok pada perdangan sesi II hari ini. Hasilnya, IHSG pun tersungkur ke level 4.934,09 atau turun 1,3% pada penutupan perdagangan.

Terlihat dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), penekan kinerja IHSG ini didominasi oleh sektor agrikultur dan keuangan. Pelemahan keduanya masing-masing turun 2,5% dan 1,97%.

Penurunan ini juga diwarnai dengan pelemahan saham-saham emiten di Indeks LQ45 yang turun 1,51% ke level 756,38. Plus, aksi jual (net sell) investor asing mencapai total Rp632,47 miliar.

Saham-saham perbankan yang tersandung kasus kebocoran data transaksi janggal The Financial Crimes Enforcement Network (FinCEN) Files menjadi dua emiten yang paling banyak diobral.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dilego mencapai Rp411,1 miliar dengan volume saham 32,7 juta. Selanjutnya, ada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang juga diobral asing dengan nominal Rp67,5 miliar dan volume saham 56,8 juta. (SKO)

Berikut 10 besar emiten dengan aksi jual asing terbanyak:

  1. BBCA: Rp411,1 miliar
  2. BMRI: Rp67,5 miliar
  3. PGAS: Rp18,1 miliar
  4. BBTN: Rp17,1 miliar
  5. GGRM: Rp16,9 miliar
  6. JSMR: Rp16,2 miliar
  7. MIKA: Rp14,6 miliar
  8. KLBF: Rp14,5 miliar
  9. TLKM: Rp13,7 miliar
  10. HMSP: Rp12,4 miliar