<p>Presiden Joko Widodo saat melakukan pengecekan gudang beras dan gula di Perum Bulog beberapa waktu lalu / Dok. Setneg</p>
Home

RI Surplus, Harga Beras Bakal Normal di 2021

  • JAKARTA – Wakil Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi), Bustanul Arifin mengatakan bahwa harga beras di tahun depan diprediksi dalam angka yang normal. Pasalnya, produksi beras saat ini dalam kondisi surplus. “Catatan saya tahun 2021 neracanya surplus. Dengan kata lain kalaupun panen raya berlangsung di bulan Maret, maka saya berkeyakinan tidak akan ada lonjakan […]

Home
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Wakil Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi), Bustanul Arifin mengatakan bahwa harga beras di tahun depan diprediksi dalam angka yang normal. Pasalnya, produksi beras saat ini dalam kondisi surplus.

“Catatan saya tahun 2021 neracanya surplus. Dengan kata lain kalaupun panen raya berlangsung di bulan Maret, maka saya berkeyakinan tidak akan ada lonjakan harga yang ekstrem karena di Bulog terus melakukan operasi pasar dan penyerapan,” ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Jumat 1 Januari 2021.

Kendati demikian, ia meminta agar pemerintah memperkuat akses lalu lintas logistik yang selama pandemi COVID-19 mengalami kesulitan akibat pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

“Ketahanan pangan itu menyangkut ketersediaan aksebilitas dan konsumsi. Jadi konteks ketersediaan ini mari kita tuntaskan dulu. Artinya kita harus mewaspadai persoalan akses logistik, apalagi kita masih dalam kondisi pandemi. Itu harus kita perkuat,” tuturnya.

Menurutnya, membangun sektor pertanian harus dilakukan oleh semua pihak, baik dari kalangan pemerintah, pengusaha, petani maupun masyarakat secara luas.

Pertanian, kata dia, tidak bisa dikerjakan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) semata. Namun juga harus melibatkan kementerian dan lembaga negara lainya.

“Memang sekarang ini yang dibutuhkan adalah leadership. Artinya pak menteri tidak bisa berjalan sendiri. Beliau tidak punya kewenangan di perdagangan atau di kesehatan, karena itu harus berjalan bersamaan. Harapan terakhir menurut saya ada di Pak Menko Ekonomi. Dia yang harus membuat perencanaan karena ini menyangkut koordinasi dengan banyak Kementerian,” pungkasnya.

Pemerintah Pastikan Ketersediaan Bahan Pokok

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan bahwa ketersediaan bahan pokok untuk menghadapi perayaan Natal dan Tahun Baru 2021 dalam kondisi aman dan terkendali.

Bahkan, ia mengklaim Indonesia memiliki stok beras yang cukup dengan produksi yang masih berlangsung.

“Pangan dasar yang kita kendalikan itu ada 11 dan semuanya dalam kondisi aman. Jadi ada beras, ada jagung, ada gula pasir, ada dagin dan ada juga kebutuhan pokok lainnya. Insyaallah 11 komoditas ini aman sampai akhir tahun mendatang,” katanya.

Ia mengatakan, kecukupan sebelas bahan pokok ini merupakan hasil kerja keras dari semua pihak, termasuk koordinasi satu data satu pintu dengan Perum Bulog dan Kementerian Perdagangan dibawah koordinasi langsung Kemenko Perekonomian.

“Masalah ketahanan pangan adalah masalah yang paling dalam, paling kompleks, namun juga starategis. Karena itu saya tidak boleh salah prediksi atau salah mengolah data. Alhamdulillah kita terus melakukan koordinasi antar lembaga yang sangat ketat, baik dengan Kemenko, Bulog atau dengan kementerian lain. Kita punya mapping yang sama dengan menggunakan digital,” katanya.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso menambahkan bahwa kolaborasi Bulog dan Kementan selama ini berjalan dengan baik. Bahkan, kata Buwas, Bulog terus memantau jalannya produksi yang ada untuk menyamakan data sebelum dilakukan penyerapan.

“Kewajiban Bulog adalah mempersiapkan pangan di seluruh pelosok tanah air. Jadi kita mengikuti perkembangan masalah pangan, termasuk masa panen di Kementan. Alhamdulillah kita memiliki ketersediaan pangan yang cukup, ditambah program di Kementan yang membuat produksi semakin berjalan. Artinya kita sampai saat ini tidak melakukan impor,” tukasnya. (SKO)