Gedung Bank Mayapada di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Industri

Rights Issue Jumbo, Bank Mayapada Milik Konglomerat Tahir Gelar RUPS

  • Emiten bank milik konglomerat Dato Sri Tahir, PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 4 Januari 2021 untuk meminta restu penerbitan saham baru melalui skema rights issue

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Emiten bank milik konglomerat Dato Sri Tahir, PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 4 Januari 2021 untuk meminta restu penerbitan saham baru melalui skema rights issue.

Agenda tersebut bertujuan untuk meminta persetujuan pemegang saham terkait rencana right issue terbaru. Berdasarkan keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), bank milik konglomerat Dato Sri Tahir ini akan menyelenggarakan Penawaran Umum Terbatas (PUT).

Dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 5 miliar saham baru Seri B. Jumlahnya mencapai 42,25% dari modal disetor. Dalam hal ini, manajemen belum memberitahukan harga penawaran nominal saham.

Sebagai informasi, kinerja Bank Mayapada tercatat merosot di tengah pandemi. Per kuartal III-2020, laba bersih perseroan yang dihasilkan sebesar Rp208,26 miliar. Jumlah tersebut anjlok 70,7% year-on-year (yoy), dibandingkan dengan periode yang sama 2019 yang sebesar Rp712,5 miliar.

Selain itu, pendapatan perseroan juga turun 43% yoy dari Rp6,5 triliun per kuartal III-2019 menjadi Rp3,7 triliun pada periode ini. Penurunan pendapatan ini seiring dengan beban bunga yang turun 22,2% yoy menjadi Rp3,4 triliun. Sebelumnya, beban bunga per kuartal III-2019 tercatat sebesar Rp4,5 triliun.

Adapun kredit yang disalurkan Bank Mayapada per kuartal III tahun ini sebesar Rp50,9 triliun. Angkanya lebih rendah 49,1% jika dibandingkan dengan akhir 2019 sebesar Rp69 triliun.

Untuk Non-performing loan (NPL) gross, periode ini Bank Mayapada mencatat 4,66%. Kemudian NPL nett lebih rendah, yakni 1,91%. Selain itu, dari sisi modal atau capital adequacy ratio (CAR) tercatat mengalami peningkatan dari 17,10% menjadi 19,08%, serta LDR tercatat 87,28%. (SKO)