Ilustrasi aplikasi PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) milik konglomerat Chairul Tanjung / Dok. Allo Bank
Korporasi

Rights Issue Rp4,8T, Bank Allo Milik CT Siap Ungguli Bank Jago

  • PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) tengah melaksanakan rights issue atau penawaran umum dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sebanyak 10, 04 milar lembar saham di harga Rp478 per lembar saham, atau senilai total Rp4,79 triliun pada bulan Januari ini.

Korporasi

Yosi Winosa

JAKARTA -PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) tengah melaksanakan rights issue atau penawaran umum dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sebanyak 10, 04 milar lembar saham di harga Rp478 per lembar saham, atau senilai total Rp4,79 triliun pada bulan Januari ini. 

Dalam keterbukaan informasi BEI 4 Januari, disampaikan konglomerat Chairul Tanjung sebagai pemegang saham pengendali lewat PT Mega Corpora hanya berkomitmen mengakuisisi 30% haknya dalam aksi korporasi ini, atau setara 2.712.777.020 lembar saham. 

Adapun sisanya pada akhir Desember lalu telah dialihkan ke beberapa investor termasuk investor baru PT Bukalapak.com Tbk sebanyak 2.497.816.903 HMETD, lalu juga kepada Grup Salim melalui  PT Indolife Investama Perkasa sebanyak 1.303.815.386 HMETD.

“Sisanya kepada Abadi Investments Pte Ltd sebanyak 2.497.816.903 HMETD, H Holdings Inc  448.744.769 HMETD,  Trusty Cars Pte Ltd 150.000.000 HMETD, dan PT CT Corpora sebanyak 408.318.058 HMETD,” kata direktur perseroan, Arief Tendeas seperti dikutip Kamis, 6 Januari 2022.

Dengan demikian, struktur baru kepemilikan BBHI setelah aksi ini adalah PT Mega corpora 60,87%, PT Bukalapak.com Tbk 11,49%, masyarakat 9,96%, Abadi Investments Pte. Ltd. 7%, PT Indolife Investama Perkasa 6%, H holding Inc 2,07%, PT CT Corpora 1,88%, Trusty Cars Pte Ltd 0,69% dan komisaris Ali Gunawan 0,04%. 

Ini dengan asumsi seluruh Pemegang Saham dan Investor Strategis yang mendapatkan pengalihan HMETD dari MC melaksanakan haknya untuk membeli saham baru dalam PMHMETD III.

Ditambahkan Arief, dana hasil aksi korporasi ini akan digunakan untuk pengembangan usaha Perseroan termasuk mengembangkan kegiatan usaha dalam bidang perkreditan dengan inovasi teknologi atau yang dikenal dengan bank digital.

Adapun skala prioritas penggunaan dana sekitar 85% untuk pengembangan usaha Perseroan, khususnya dalam bidang perkreditan dengan inovasi teknologi;  10% untuk investasi di infrastruktur teknologi informasi; dan sisanya sebesar 5% untuk pengembangan operasional yaitu pengembangan produk dan fitur perbankan seperti UMKM, crossborder transfer, akuisisi nasabah, program loyalty dan lain-lain.

Untuk meningkatkan simpanan nasabah perseroan khususnya dalam bentuk giro dan tabungan, Perseroan meluncurkan produk simpanan dalam aplikasi berplatform digital berupa tabungan dan deposito, dengan kemudahan pembukaan rekening secara online dengan cepat. 

“Fitur, penawaran dan loyalty program dari ekosistem CT Corpora akan menarik pengguna untuk membuka tabungan dan deposito,” tambah Arief.

Direktur Eksekutif Center of Law and Economic Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai aksi korporasi ini bakal membuat Bank Allo mengungguli kompetitor seperti Bank Jago Tbk (ARTO) dari sisi ekosistem dan menyaingi permodalan mereka.