Rincian 9 Program Iklim JETP AS Senilai Rp784 M untuk Indonesia
- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menegaskan tekadnya untuk menjalin kemitraan erat dengan Indonesia dalam merespons krisis iklim. Dia menjamin Indonesia akan menjadi pelaku utama dalam mengadopsi transisi energi yang ramah lingkungan.
Energi
JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menegaskan tekadnya untuk menjalin kemitraan erat dengan Indonesia dalam merespons krisis iklim. Dia menjamin Indonesia akan menjadi pelaku utama dalam mengadopsi transisi energi yang ramah lingkungan.
Pernyataan itu disampaikan pemerintah AS melalui situs resminya pada Selasa, 14 November 2023. Indonesia dan Amerika Serikat akan terus berkolaborasi melalui Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP), diumumkan pada KTT G20 tahun 2022 di Bali, yang mengurangi emisi serta mempercepat pemanfaatan sumber energi terbarukan.
JETP menggalang dana sebesar US$20 miliar atau setara Rp310 triliun dari sektor publik dan swasta untuk mendukung tekad Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim sesuai dengan perjanjian tersebut.
- Polusi Parah, 3 Kota di India Masuk 10 Kota Terburuk di Dunia
- Mengapa Asia Selatan jadi Titik Polusi Global?
- Mengintip Peluang Investasi Perumahan di IKN
Berdasarkan JETP, PGI dan Amerika Serikat berkomitmen senilai US$50 juta sekitar Rp784 miliar untuk mendukung Kemitraan Bilateral Net Sink untuk Hutan dan Penggunaan Lahan Lainnya (FOLU) di Indonesia yang merupakan bagian dari komitmen PGI. Berikut uraian program-programnya.
Biden Umumkan Program Iklim
1. Bermitra dalam Energi dan Mineral Berkelanjutan
Biden akan mengumumkan nota kesepahaman (MOU) antara Departemen Luar Negeri AS dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia terkait pengembangan energi dan mineral berkelanjutan.
MOU ini akan mempromosikan kerja sama teknis dalam bidang lingkungan, dengan tujuan meningkatkan pemanfaatan sumber daya energi terbarukan dan meningkatkan ketahanan serta keamanan jaringan listrik.
Selain itu, MOU tersebut juga bertujuan untuk memajukan teknologi dalam sektor pertambangan dan pengolahan mineral dengan tanggung jawab, serta mendukung pengembangan sektor mineral rendah emisi di Indonesia, sejalan dengan tujuan dari inisiatif JETP.
2. Mendukung Jaringan Listrik Mini Energi Terbarukan
USTDA berencana untuk bermitra dengan PLN dalam melakukan studi kelayakan pengembangan jaringan listrik mini berbasis energi terbarukan di lima lokasi terpencil di Indonesia bagian timur.
Proyek ini, yang merupakan bagian dari inisiatif JETP, bertujuan untuk merancang strategi replikasi yang dapat diterapkan untuk memperluas implementasi jaringan listrik mini berbasis energi terbarukan di seluruh wilayah.
Studi kelayakan ini akan dilaksanakan oleh perusahaan AS, TQ Automation, melalui kemitraan publik-swasta dengan laboratorium nasional Departemen Energi AS dalam kerangka Net Zero World Initiative.
3. Memajukan Perencanaan Transisi Energi Bersih
Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) mendukung perusahaan utilitas nasional Indonesia dalam merancang rencana transisi energi.
Departemen Energi AS berkolaborasi dengan Indonesia melalui Net Zero World Initiative untuk mengevaluasi skenario penghentian penggunaan batu bara, menetapkan harga energi terbarukan, dan melakukan pemodelan terkait elektrifikasi.
Kedua inisiatif tersebut bertujuan untuk mempercepat integrasi sumber energi baru dan terbarukan, serta mendukung reformasi kebijakan berdasarkan Rencana Investasi dan Kebijakan Komprehensif (CIPP) JETP.
4. Mempromosikan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon
Program Pengembangan Hukum Komersial Amerika Serikat dan Pusat Penangkapan dan Penyimpanan Karbon Indonesia bermitra dalam rencana kerja bilateral untuk menemukan dan menilai rancangan undang-undang serta regulasi yang dapat memajukan sektor penangkapan dan penyimpanan karbon.
Pada September 2023, Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang menyatakan niatnya untuk bergabung dalam Tantangan Pengelolaan Karbon global. Tujuannya untuk mempercepat pengembangan teknologi dalam penangkapan, pembuangan, penggunaan, dan penyimpanan karbon.
5. Meningkatkan Konektivitas Listrik di ASEAN
USTDA berencana memberikan dukungan studi kelayakan interkoneksi lintas batas guna mendukung dua proyek interkoneksi jaringan listrik utama antara Indonesia dan Malaysia.
Studi kelayakan ini bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya energi terbarukan dan menerapkan kebijakan yang mendukung tujuan energi bersih dan perlindungan iklim di seluruh wilayah ASEAN, sesuai dengan tujuan dari JETP.
Proyek ini merupakan kelanjutan dari Studi Rencana Induk Interkoneksi ASEAN yang sebelumnya didanai oleh USAID untuk mendukung pengembangan Jaringan Listrik ASEAN.
6. Perkuat Kualitas Udara di Asia Tenggara
AS berkeinginan untuk meningkatkan kerjasama dengan World Resources Institute untuk memperkuat kemampuan Indonesia dalam mengelola kualitas udara dan mengurangi polusi udara.
Pendanaan tambahan ini akan mendorong kolaborasi lebih lanjut dengan mitra regional seperti Malaysia dan Filipina melalui Program Katalis Udara Bersih USAID.
7. Mengeksplorasi Alternatif Energi Bersih untuk Pertumbuhan Industri
Departemen Energi AS dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia berencana untuk berkolaborasi melalui Net Zero World Initiative dalam menyusun peta jalan.
Peta jalan tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi alternatif energi bersih yang dapat mendukung pertumbuhan industri tanpa mengandalkan batu bara.
Dengan peta jalan ini, diharapkan terbentuknya rantai pasokan baterai, semi-konduktor, dan nikel yang bersih dan bernilai tinggi, mematuhi standar lingkungan dan ketenagakerjaan kelas dunia, sesuai dengan tujuan dari JETP.
8. Perluas Kemitraan Pengelolaan Sampah
USAID berencana untuk menyediakan dana tambahan US$ 7,5 juta guna memperluas program pengelolaan sampah SELARAS ke setidaknya 14 kota tambahan di Indonesia.
Dana tambahan tersebut bertujuan memperkuat tata kelola dan pembiayaan sektor, meningkatkan penyediaan layanan, serta meluaskan kemampuan pengurangan gas metana.
9. Perluas dalam Pembangunan Cerdas dan Berkelanjutan di IKN
Berdasarkan bantuan teknis USAID dalam mengembangkan pedoman untuk bangunan pintar dan pengelolaan ruang hijau, USTDA dan Departemen Perdagangan AS berencana memberikan dana untuk misi perdagangan Indonesia ke Amerika dan misi pengembangan bisnis AS ke Indonesia.
Ini bertujuan untuk membahas praktik terbaik seiring rencana Indonesia terkait ibu kota baru. Just Energy Transition Partnership (JETP) merupakan inisiatif kerja sama pembiayaan internasional yang bertujuan mendorong transisi energi di negara-negara berkembang.
- Perkiraan Setlist Lagu Coldplay untuk Konser di Jakarta
- Festival Kopi Gayo 2023, Wadah Petani Kopi Berbagi Ilmu dan Pengalaman
- Kripto Bitcoin Berpotensi Tembus US$45.000 di Akhir 2023
Pada 2022, Indonesia mendapatkan komitmen pembiayaan JETP senilai total US$ 20 miliar atau sekitar Rp 314 triliun. Komitmen ini berasal dari dua sumber dana, yaitu International Partners Group (IPG) dan Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ).
IPG merupakan organisasi yang terdiri dari pemerintahan negara-negara maju, termasuk Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Kanada, Jerman, Prancis, Italia, Norwegia, Denmark, dan Uni Eropa.