SKK Migas
Energi

Risalah Blok Warim, Harta Karun Migas Bernilai Rp33.000 Triliun di Papua

  • Blok Warim menyimpan potensi cadangan minyak sebesar 25,96 miliar barel atau senilai Rp34.991 triliun

Energi

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Delapan tahun sudah cekungan minyak dan gas (migas) bernama Warim Basin di Papua berstatus open area alias tak menjadi wilayah kerja untuk perusahaan manapun.

Syahdan, perusahaan migas asal Houston, Texas, Amerika Serikat (AS) yaitu ConocoPhillips melalui ConocoPhillips Indonesia Inc. Ltd. (COPI) pernah memiliki 80% saham Blok Warim sejak 1997. 

Melalang buana lebih sekitar 142 tahun di 40 negara, ConocoPhillips menguasai rantai bisnis eksplorasi dan produksi migas. Mulai dari penemuan, pemasaran, pemasokan, hingga transportasi migas.

Meskipun rekam jejak bisnisnya sudah panjang, pemerintah kala itu tak puas dengan kontrak bagi hasil (production sharing contract/ PSC) dengan COPI. Pemerintah lewat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencak-mencak lantaran ConocoPhillips tak kunjung melakukan eksplorasi. 

Alhasil, lapangan yang tidak dikembangkan oleh ConocoPhillips wajib dikembalikan ke Indonesia pada 2015.

Bukan cuma itu, eksplorasi ConocoPhillips juga terancam oleh peringatan UNICEF yang menyebut bahwa Blok Warim tumpang tindih (overlap) dengan area konservatif Taman Nasional Lorentz.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegaiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) menyatakan, wilayah yang overlap hanya 9% dari total luas cekungan Warim. Menteri ESDM, Arifin Tasrif pun memastikan nantinya hanya akan menggarapa wilayah Blok Warim yang tidak bersinggungan dengan Taman Nasional Lorentz.

"Kita garap yang tidak bersinggungan," ujar Arifin.

Di luar faktor tersebut, eksplorasi Blok Warim juga berhadapan dengan risiko malaria dan wilayah yang masih aktif menjadi area baku tembak.

Potensi Migas Rp33.000 Triliun

Sepadan dengan tantangan melekat, studi Kementerian ESDM mengungkapkan jika Blok Warim menyimpan potensi minyak sebesar 25,96 miliar barel dan potensi cadangan gas bumi sebesar 47,37 triliun cubic feet (TCF). 

Dikalikan dengan harga minta mentah (Indonesia Crude Price/ ICP) Agustus 2023 sebesar US$82,59 per barel, maka potensi nilainya mencapai USUS$2,144 triliun.

Dengan kata lain, di bawah tanah Blok Warim tersimpan potensi cadangan minyak senilai Rp34.991 triliun (asumsi kurs Rp15.383 per dolar AS) hanya dari potensi minyak.

Potensi tersebut membuat Blok Warim diperkirakan menyimpan cadangan migas lebih besar dari Blok Masela di Maluku. Untuk perbandingan, cadangan gas bumi di Blok Masela sebesar 10,73 TCF.

Teranyar, Arifin Tasrif mengungkapkan saat ini pemerintah tengah menyiapkan proses pelelangan Blok Warim.

"Lagi disiapkan, mau kita promosikan dulu. Kalau lelang tapi tidak ada promosi nanti bagaimana?" ujar Arifin kepada awak media di Nusa Dua pekan lalu.

Menteri ESDM ini menambahkan, pemerintah dan SKK Migas telah melakukan studi lanjutan dan memetakan secara aeroseismik sehingga sudah ditemukan beberapa lokasi yang memiliki potensi migas.