Risalah The Fed Indikasikan Berlanjutnya Kenaikan Suku Bunga AS, Rupiah Berpotensi Melemah
- Menurut data perdagangan Bloomberg, Kamis, 23 Februari 2023, nilai kurs rupiah dibuka menguat 21 poin di posisi Rp15.179 per-dolar AS.
Pasar Modal
JAKARTA - Nilai kurs rupiah berpotensi melemah hari ini setelah risalah bank sentral Amerika Serikat (AS)/The Federal Reserve (The Fed) yang dirilis semalam mengindikasikan berlanjutnya kenaikan suku bunga.
Menurut data perdagangan Bloomberg, Kamis, 23 Februari 2023, nilai kurs rupiah dibuka menguat 21 poin di posisi Rp15.179 per-dolar AS.
Pada perdagangan sebelumnya, Rabu, 22 Februari 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 10 poin di level Rp15.200 per-dolar AS.
- IHSG Berpotensi Turun Lagi, Ada 6 Saham yang Direkomendasikan untuk Hari Ini
- Pendapatan Negara Melesat 48 Persen, APBN Januari 2023 Surplus Rp90,8 Triliun
- PMI AS Buka Peluang Suku Bunga Tinggi dari The Fed, Kripto Bitcoin dkk Langsung Rontok
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa risalah The Fed yang diterbitkan pada Rabu, 22 Februari 2023 waktu setempat, mengindikasikan bahwa bank sentral AS masih akan terus mengerek suku bunga.
Sebagian besar pejabat bank sentral AS mendukung kenaikan 25 basis poin karena bagi mereka, kenaikan yang lebih lambat akan lebih memungkinkan The Fed untuk mencermati perkembangan ekonomi dalam proses penurunan inflasi ke target 2%.
Di sisi lain, ada beberapa pejabat The Fed juga yang memilih kenaikan 50 basis poin dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) berikutnya.
Berlanjutnya kenaikan suku bunga AS turut didukung oleh data-data ekonomi yang menunjukkan perbaikan, di antaranya yang direpresentasikan melalui indeks manufaktur dan data ketenagakerjaan.
Sementara itu, inflasi konsumen dan produsen di AS mengalami peningkatan secara bulanan sehingga The Fed pun mencetuskan bahwa pihaknya masih perlu menaikkan suku bunga.
"Notulen rapat The Fed yang dirilis dini hari tadi mengisyaratkan bahwa The Fed belum akan berhenti menaikkan suku bunga acuannya tahun ini," ujar Ariston kepada TrenAsia, Kamis, 23 Februari 2023.
- Tunda Bayar Bunga Obligasi, Saham Waskita Karya (WSKT) Kena Suspensi BEI
- Keren! Pisang Goreng Indonesia jadi Dessert Terbaik di Dunia
- Adakah Faktor Rumantir di Balik Kredit Sindikasi Rp6 Triliun BNI ke Grup Lippo?
Namun, walaupun pelaku pasar khawatir akan pengetatan kebijakan moneter dari The Fed, Ariston menilai bahwa pergerakan pasar saham Asia yang tidak seluruhnya bergerak negatif bisa menjaga rupiah agar tidak terlalu melemah.
Pasalnya, pergerakan tersebut mengindikasikan bahwa pasar kemungkinan besar mengambil peluang dengan membeli aset-aset berisiko di harga yang lebih rendah.
Menurut Ariston, untuk perdagangan hari ini, Kamis, 23 Februari 2023, nilai kurs rupiah berpotensi melemah ke Rp15.230 per-dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp15.150 per-dolar AS.