<p>Karyawan menghitung mata uang Rupiah di salah satu tempat penukaran uang atau Money Changer di kawasan Melawai, Jakarta, Senin, 9 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Finansial

Risalah The Fed Perbesar Potensi Kenaikan Suku Bunga, Rupiah Melemah 39 Poin

  • Nilai kurs rupiah ditutup melemah 39 poin di posisi Rp15.056 per-dolar Amerika Serikat (AS).

Finansial

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Risalah rapat Juni 2023 yang dirilis oleh The Federal Reserve (The Fed) semalam telah memperbesar potensi kenaikan suku bunga dan mendorong nilai kurs rupiah untuk melemah hingga 39 poin.

Menurut data perdagangan Bloomberg, Kamis, 6 Juli 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 39 poin di posisi Rp15.056 per-dolar Amerika Serikat (AS).

Pada perdagangan sebelumnya, Rabu, 5 Juli 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 23 poin di level Rp15.017 per-dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa melemahnya rupiah pada perdagangan hari ini merupakan dampak dari risalah The Fed yang mengindikasikan bahwa hampir semua anggota bank sentral menyetujui kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.

Bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) pun diperkirakan akan menaikkan suku bunga lagi pada akhir bulan ini.

"Risalah The Fed meningkatkan ekspektasi untuk kenaikan dalam pertemuan akhir Juli dan mendorong investor masuk ke dolar AS dan keluar dari pasar Asia yang berisiko tinggi," kata Ibrahim dikutip dari riset harian, Kamis, 6 Juli 2023.

Sementara itu, data selama seminggu terakhir pun dikatakan Ibrahim telah menunjukkan aktivitas bisnis China yang memburuk selama tiga bulan berturut-turut dan menjadi penanda bahwa negeri Tirai Bambu masih berusaha pulih dari kondisi pascapandemi.

Selain kondisi ekonomi China yang lemah, timbul juga kekhawatiran atas memburukhnya hubungan perdagangan antara AS dan China, yang mana Beijing telah memblokir ekspor bahan pembuat chip ke AS.

Sementara itu, dari dalam negeri, Lembaga S&P Global mempertahankan sovereign credit rating Indonesia di level BBB dengan outlook stabil.

Peringkat ini diberikan kepada Indonesia seiring dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang sold dan konsolidasi fiskal yang lebih cepat dari target awal.

Outlook stabil dikenakan pula karena keyakinan S&P terhadap keberlanjutan pemulihan ekonomi Indonesia untuk dua tahun ke depan yang akan mendukung kinerja fiskal dan stabilisasi utang.

Sementara itu, penurunan tekanan inflasi yang disertai dengan kenaikan belanja pemerintah menjelang pemilihan umum (pemilu) diperkirakan dapat mendorong peningkatan konsumsi swasta pada paruh kedua 2023. 

"Hal ini akan mendukung kinerja ekonomi Indonesia di tengah tantangan permintaan global yang melambat sehingga ekonomi Indonesia pada 2023 diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,8%," tutur Ibrahim.

Untuk perdagangan besok, Jumat,7 Juli 2023, Ibrahim memperkirakan rupiah bergerak melemah dan ditutup di rentang Rp15.040-Rp15.100 per-dolar AS.