Riset CORE: Omzet UMKM Melonjak hingga 27 Persen Sejak Pakai OVO
- Sekitar 70% UMKM mengalami peningkatan transaksi harian dengan rata-rata kenaikan hingga 30%.
Fintech
JAKARTA – Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia mengungkapkan, sebanyak 73% usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sekarang lebih sering menggunakan uang elektronik untuk bertransaksi.
Sekitar 70% UMKM mengalami peningkatan transaksi harian dengan rata-rata kenaikan hingga 30%. Rata-rata pendapatan per bulan pun meningkat 27% bagi 68% responden yang mengalami peningkatan pendapatan setelah bergabung dengan OVO.
“Ekosistem OVO seperti Grab juga memberikan dampak ekonomi sosial yang signifikan bagi UMKM di tengah pandemi COVID-19," kata Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah dalam keterangan resmi, Jumat 1 Oktober 2021.
- Jaga Kinerja Positif, PGAS Catat Laba US$210 Juta dan Pertumbuhan Niaga Gas pada Semester I-2021
- BRI Soal Kerja Sama Bank Raya dan Grab: Hanya Spekulasi Pasar
- Kisah Sukses UMKM: Nasi Liwet Mahkota Rasa, Spesial Sehat Tanpa Santan
Sekitar 91% pelaku UMKM yang disurvei telah terhubung dengan ekosistem luas OVO, dan mendapatkan manfaat nyata dengan rata-rata kontribusi ekosistem OVO mencapai 18% dari total penjualan mereka.
Ekonom CORE Indonesia Hendri Saparini menjelaskan, dari survei itu. diketahui bahwa ternyata perilaku pelaku usaha dapat menyesuaikan dengan transformasi digital yang ada. Sehingga, ia menilai UMKM mampu beradaptasi dengan perubahan perilaku masyarakat ke digital saat ini.
“Kenyataannya, pelaku usaha juga cepat mengadopsi inovasi di bidang digitalisasi pembayaran. Selanjutnya ini menjadi aset bagi pemerintah, karena digitalisasi pembayaran ini menghasilkan big data yang luar biasa,” kata Hendri.
Hal itu sejalan dengan pemerintah yangmenargetkan 30 juta pelaku UMKM bertransformasi ke digital pada 2023. Digitalisasi UMKM menjadi suatu keharusan, sebab, 64 juta lebih UMKM berkontribusi sekitar 61% bagi produk domestik nasional (PDB) nasional.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan menjelaskan, pemerintah tengah berfokus pada perluasan jaringan infrastruktur telekomunikasi yang merata hingga pedesaan, termasuk pembangunan BTS untuk koneksi 4G di seluruh Indonesia dan persiapan implementasi 5G.
Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2020 menunjukkan penetrasi internet di Tanah Air baru mencapai 73,7% dari populasi, atau sekitar 196,7 juta jiwa.
“Di antara beberapa komponen penting transformasi digital, salah satunya adalah digitalisasi pembayaran, seperti menggunakan OVO. Ya, fokusnya adalah bagaimana menghadirkan sistem pembayaran yang mudah bagi masyarakat,” ungkap Semuel.