<p>Riset Bank DBS Indonesia bertajuk &#8220;Indonesia Consumption Basket.&#8221; Dok: Bank DBS Indonesia. </p>
Gaya Hidup

Riset DBS: Pandemi Ubah Perilaku Konsumen Indonesia

  • JAKARTA – Pandemi Covid-19 dan pembatasan mobilitas mengubah perilaku konsumen Indonesia menjadi mengerem belanja dan beralih ke online. Perubahan tersebut terungkap dari survei yang dilakukan Bank DBS Indonesia dalam riset bertajuk “Indonesia Consumption Basket,” terbit 28 Agustus 2020. Dalam survei yang dilakukan secara daring selama dua minggu pada pertengahan Juni lalu itu, Bank DBS Indonesia […]

Gaya Hidup
Gloria Natalia Dolorosa

Gloria Natalia Dolorosa

Author

JAKARTA – Pandemi Covid-19 dan pembatasan mobilitas mengubah perilaku konsumen Indonesia menjadi mengerem belanja dan beralih ke online.

Perubahan tersebut terungkap dari survei yang dilakukan Bank DBS Indonesia dalam riset bertajuk “Indonesia Consumption Basket,” terbit 28 Agustus 2020.

Dalam survei yang dilakukan secara daring selama dua minggu pada pertengahan Juni lalu itu, Bank DBS Indonesia mengeksplorasi perubahan perilaku belanja konsumen selama pandemi Covid-19.

Menurut survei itu, untuk beradaptasi dengan perubahan ekonomi akibat pandemi, sebagian besar responden memilih mengerem belanja, paling tidak hingga enam bulan ke depan.

“Pendapatan mereka sebagian besar ditabung dan diinvestasikan daripada dihabiskan untuk belanja barang atau beraktivitas,” tulis riset yang disampaikan lewat siaran pers, Rabu, 14 Oktober 2020.

Survei Bank DBS Indonesia mengungkapkan ada lima temuan kunci saat melakukan survei terhadap lebih dari 500 responden yang mayoritas berasal dari Pulau Jawa.

Responden termasuk berasal dari Jakarta dan sebagian kecil luar Pulau Jawa.

Hasilnya, terdapat perubahan sikap masyarakat terhadap kesehatan. Mereka lebih fokus terhadap kebutuhan rumah, memilih untuk memasak makanan sendiri, dan beralih berbelanja melalui platform e-commerce. Belanja kebutuhan sehari-hari secara tradisional ikut berubah.

“Responden menyebutkan bahwa kesehatan dan kebersihan adalah hal berharga dan terdapat perubahan cara pandang terhadap dua hal itu,” ungkap survei tersebut.

Sekitar 54% responden mengonsumsi lebih banyak vitamin dan suplemen.

Dalam hal makanan, sebanyak 69% responden memilih mengonsumsi makanan yang dimasak sendiri. Sekitar 84% responden memilih beraktivitas dari rumah, mulai dari kerja, belajar, dan aktivitas lainnya.

Perubahan perilaku belanja pun turut terlihat. Belanja online di situs e-commerce meningkat 66% saat pandemi, sedangkan sebelum pandemi hanya 14%.

Belanja di pusat perbelanjaan turun secara signifikan mencapai 24%, padahal sebelum pandemi sebanyak 72% responden memilih belanja di toko.

Belanja kebutuhan sehari-hari ke pasar tradisional pun terjun bebas. Responden memilih menggunakan platform aplikasi belanja sembako karena akses membeli produk segar di pasar terkendala Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Juga adanya peningkatan kesadaran akan kebersihan.

Aplikasi toko online sebagai tempat pilihan responden untuk berbelanja naik tujuh kali lipat dari 3% sebelum pandemi menjadi 21% saat pandemi.

Mereka yang masih berbelanja ke pasar tradisional turun tajam menjadi 30% dari 52% sebelum pandemi.

Pandemi dan rendahnya konsumsi rumah tangga mengakibatkan konsumen cenderung mengerem belanja. Karena itu, DBS merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi minus 1% dari perkiraan sebelum pandemi 5,3%.