<p>PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek Indonesia) merayakan hari jadi ke-10 dengan menyebar promo pembelian GoFood, fitur layanan antarmakanan.<br />
Berlangsung selama dua bulan mulai 7 Oktober – 1 Desember 2020, Gojek melibatkan kurang lebih 43 outlet resto yang menjadi rekanannya.  / Gojek.com</p>

Riset Gojek: 100.000 UMKM Go Online Selama Pandemi

  • Layanan transaksi GoFood melonjak tiga kali lipat. Hal serupa terjadi pada layanan transaksi GoMart yang meroket hingga tiga kali lipat juga.

Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA – PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek Indonesia) mengungkapkan terdapat sekitar 100.000 mitra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bertransformasi ke ranah digital atau go online selama kondisi pandemi COVID-19.

Head of Merchant Platform Business Gojek Novi Tandjung mengatakan para pelaku UMKM Indonesia betul-betul lincah dan mampu bergerak cepat meski di tengah wabah virus corona.

“Hanya dalam empat bulan, sekitar 100.000 mitra UMKM bertransformasi ke ranah digital atau go online dengan platform Gojek,” kata dia dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis, 9 Juli 2020.

Menurut Novi, kondisi pandemi telah mengubah aktivitas dan kegiatan sehari-hari. Namun, perubahan itu sudah tidak terhindarkan lagi. Sehingga, semua pelaku usaha perlu beradaptasi dengan situasi lewat penerapan protokol kesehatan secara ketat, menjaga jarak, dan lainnya.

UMKM Optimistis Lewati Pandemi

Selain itu, sambungnya, Gojek melakukan studi terhadap mitra UMKM untuk memahami dampak pandemi ini. Hasilnya, memang para mitra UMKM mengalami kesulitan terpukul pandemi COVID-19.

“Tapi sekitar 82 persen merasa optimistis bahwa mereka yakin dapat bertahan dan kembali bangkit dalam enam bulan ke depan,” imbuhnya.

Dia menuturkan para mitra UMKM, baik yang kecil maupun besar, ternyata memiliki mentalitas bertahan dan optimistis yang sangat tinggi. Mentalitas itulah yang memberikan semangat kepada Gojek sebagai perusahaan teknologi berbasis aplikasi untuk mendukung perkembangan UMKM.

“Ketika kami berupaya menggali lebih dalam terkait upaya para pelaku UMKM ini untuk bertahan di tengah pandemi COVID-19, lima dari 10 mitra UMKM tidak mengubah produk mereka, tetapi lebih banyak memberikan variasi penawaran dan promosi dalam mengelola permintaan konsumen,” tuturnya.

Sebagian mitra UMKM lainnya, kata dia, melakukan penyesuaian atau pivoting produk dan bisnis agar tetap bertahan menjalani kondisi pandemi. Novi juga mengungkap terdapat perubahan perilaku konsumen yang cenderung mengandalkan transaksi daring akibat pandemi.

Menurut dia, layanan transaksi GoFood melonjak tiga kali lipat. Hal serupa terjadi pada layanan transaksi GoMart yang meroket hingga tiga kali lipat juga.

Adapun, layanan pengiriman barang GoSend bahkan melesat 90%. Pun demikian dengan layanan pembayaran digital GoPay juga semakin tumbuh sebagai opsi pembayaran nontunai dan daring konsumen pada masa COVID-19. (SKO)