Riset Google, Temasek, dan Bain and Company Ungkap Ekonomi Digital Indonesia Bakal Tembus Rp642 Triliun di 2020
Sektor dagang elektronik tumbuh 54% menjadi US$32 miliar atau sekitar Rp454,2 triliun dibandingkan dengan tahun lalu senilai US$21 miliar atau Rp298 triliun pada tahun lalu.
Industri
JAKARTA – Laporan e-Conomy SEA 2020 dari Google, Temasek, dan Bain & Company mengungkapkan ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai US$44 miliar, setara Rp624,6 (asumsi kurs Rp14.195 per dollar Amerika Serikat).
Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf mengatakan sektor perdagangan elektronik tumbuh 54% menjadi US$32 miliar atau sekitar Rp454,2 triliun dibandingkan dengan tahun lalu senilai US$21 miliar atau Rp298 triliun pada tahun lalu.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Ia menyatakan bahwa kenaikan tersebut didorong oleh aktivitas masyarakat yang beralih berjualan online, terutama akibat adanya pandemi COVID-19. Dengan adanya peralihan perilaku tersebut, pertumbuhan supplier lokal bertumbuh hingga 5 kali lipat.
Hal ini juga didorong oleh program 13% usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Go Online yang dicanangkan pemerintah.
“Laporan tahun ini menunjukkan e-commerce mengalami kenaikan pendapatan yang pesat,” ujarnya dalam webinar laporan e-Conomy SEA dari Google, Temasek, dan Bain & Company, Selasa 24 November 2020.
Nilai ekonomi berbasis internet di Asia Tenggara juga diprediksi masih akan bertumbuh. Nilainya diperkirakan mencapai US$105 miliar atau setara dengan Rp 1.490 triliun di tahun ini.
Di Indonesia sendiri, 37% konsumen baru yang memanfaatkan digital akibat pagebluk. Sedangkan sekitar 56% konsumen digital baru berasal dari daerah-daerah dan lebih dari 90% mengaku akan terus menggunakan layanan digital pascapandemi.
“Sementara waktu online rata-rata per hari selama pandemi untuk tujuan pribadi tercatat meningkat dari 3,6 jam sebelum pandemi, menjadi 4,7 jam selama PSBB, dan kemudian 4,3 jam setelah PSBB,” tutup Randy.