Unit Apartemen Fatmawati City Center Telah Terjual 80 Persen
Properti

Riset: Investasi Hunian Kondominium di Kawasan TOD Masih Menjanjikan

  • Cushman and Wakefield Indonesia mengungkapkan, tingkat hunian kondominium di kawasan Transit Oriented Development atau TOD disebut terus meningkat.

Properti

Debrinata Rizky

JAKARTA - Cushman and Wakefield Indonesia mengungkapkan, tingkat hunian kondominium di kawasan Transit Oriented Development atau TOD terus meningkat.

Director Strategic Consulting Cushman and Wakefield Arief Rahardjo mengatakan, jika pasar kondominium di Indonesia masih menjadi sarana investasi yang menjanjikan.

"Tingkat hunian kondominium diperkirakan meningkat khususnya di proyek kawasan TOD,"  ujarnya dalan Konpers Analisis Pasar Properti : Refleksi 2023 dan Proyeksi 2024 pada Kamis, 7 Desember 2023.

Lebih lanjut kata Arief meski pasar kondominium sudah membaik jika dibandingkan dengan sebelum pandemi tetap memerlukan waktu pemulihan dan dilihat dari daerahnya.

Pasar TOD di Indonesia dinilai telah menuju ke arah yang matang seperti di luar negeri di mana mendukung ekosistem baik dari jaringan dan transportasi hingga fasilitas pendukung yang lengkap. Sehingga akan memudahkan pembeli kondominium untuk tinggal.

Baca Juga: 11 Proyek TOD Pengasil Cuan Adhi Commuter Properti (ADCP)

Saat ini kata Arief jika melihat dari sisi permintaan tingkat serapan kondominium akan semakin membaik pada 2024 khususnya di semester 2. Pasalnya pengembang masih memprioritaskan untuk memasarkan unit eksisting.

Cushman and Wakefield, memprediksi mayoritas transaksi ke depan masih didominasi oleh kondominium pada segmen menengah ke bawah.

Dari sisi pasokan akan ada sekitar 200.000 unit kondominium yang selesai dibangun di 2024 sebagian besar terletak di Jakarta Selatan, Bekasi dan Tangerang Selatan.

Sedangkan untuk segmen menengah dan menengah ke atas untuk kondominium diperkirakan mendominasi pasokan mendatang di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Bekasi.

Dari sisi harga diproyeksikan akan tumbuh secara perlahan di tahun 2024. Kenaikan harga tertinggi diperkirakan terjadi di kawasan sekunder, sementara kenaikan harga di kawasan lainnya relatif stabil.

Untuk menghindari persaingan dengan harga pasar sekunder serta kondisi pasar yang masih “wait and see”, para pengembang diperkirakan masih akan banyak memberikan insentif cara pembayaran seperti kelonggaran tahapan pembayaran, promo furnitur, promo cashback dalam bentuk jaminan sewa, dan sebagainya.