Karyawan beraktivitas dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu, 29 September 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Pasar Modal

Riset MNC Asset: 80 Persen IHSG Oktober Lebih Moncer dari September

  • Berdasarkan data selama 11 tahun terakhir terdapat 80% probabilitas kondisi IHSG akan jauh lebih bagus alias akan menguat ketimbang bulan September. Secara teknikal, IHSG diprediksi bergerak pada rentang 6.191 - 6.284.
Pasar Modal
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Senin, 4 Oktober 2021. Sejumlah sentimen seperti kenaikan harga batu bara disinyalir bakal mendorong penguatan Indeks pada awal pekan ini.

Pengamat Pasar Modal MNC Asset Management, Edwin Sebayang mengatakan peluang IHSG menguat terjadi setelah pekan lalu pasar modal Indonesia mengalami kenaikan sebesar 1,37%. Kondisi ini disertai adanya aksi jual bersih (net sell) investor asing sebanyak Rp11,58 triliun.

"Ada peluang IHSG mengalami penguatan seiring kenaikan indeks DJIA sebesar 1,43 persen, diikuti dengan penguatan EIDO sebesar 0,83 persen," ujarnya melalui riset yang diterima TrenAsia.com, Senin, 4 Oktober 2021.

Selain itu, Edwin menyebut sentimen penguatan juga dibawa oleh naiknya beberapa harga komoditas, seperti minyak, emas, batu bara, nikel, hingga timah. Di samping itu, yield obligasi AS tenor 10 tahun juga menurun.

Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa berdasarkan data selama 11 tahun terakhir terdapat 80% probabilitas kondisi IHSG akan jauh lebih bagus alias akan menguat ketimbang bulan September. Secara teknikal, IHSG diprediksi bergerak pada rentang 6.191 - 6.284.

Dengan proyeksi tersebut, ia tak lupa merekomendasikan sejumlah saham yang menurutnya layak untuk dikoleksi pada perdagangan hari ini. Di antaranya PGAS, UNTR, ADHI, LSIP, BBTN, ITMG, WIKA, MTDL, AALI, dan CTRA.

Sebelumnya, IHSG ditutup terkoreksi 0,92% ke level 6.228,85 pada akhir perdagangan Jumat, 1 Oktober 2021. Pada perdagangan saat itu, terdapat 203 saham  menguat, 303 saham menurun, dan 151 saham lainnya ditutup dalam kondisi stagnan.