Riset Rumah.com: Bunga KPR Mahal jadi Hambatan Para Pencari Properti
- Berdasarkan hasil riset Consumer Sentiment Study H2 2021 yang dilakukan oleh Rumah.com, sebanyak 60% responden menganggap suku bunga KPR saat ini berada pada level yang tinggi.
Industri
JAKARTA – Tingginya suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dinilai sebagai hambatan utama oleh para pencari properti.
Berdasarkan hasil riset Consumer Sentiment Study H2 2021 yang dilakukan oleh Rumah.com, sebanyak 60% responden menganggap suku bunga KPR saat ini berada pada level yang tinggi.
“Angka ini naik mengalami kenaikan dibandingkan dengan semester sebelumnya. Selain itu, 88 persen responden juga berharap agar pemerintah mengambil langkah untuk membantu penurunan suku bunga,” mengutip keterangan tersebut, Rabu, 6 Oktober 2021.
- Welcome to Indonesia: Penerbangan Internasional dari China dkk Resmi Dibuka
- Gara-Gara WhatsApp, Facebook, dan Instagram Down, Mark Zuckerberg Boncos Rp85,6 Triliun
- Boy Thohir Akuisisi Trimegah Sekuritas dari Grup Northstar, Buat Apa?
Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan, tingginya tingkat suku bunga KPR juga mengakibatkan besaran angsuran ikut naik setiap bulan.
“Ini bisa menjadi hambatan yang dihadapi ketika mengambil KPR,” katanya.
Seperti diketahui, pemerintah telah mengeluarkan berbagai stimulus untuk membangkitkan sektor properti. Namun, masyarakat masih kesulitan membeli rumah karena suku bunga yang tinggi.
Bank Indonesia (BI) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) 20-21 September 2021 telah mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%. Selain itu, BI juga melonggarkan rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) Kredit/Pembiayaan Properti menjadi paling tinggi 100% untuk semua jenis properti.
Stimulus terakhir adalah perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas pembelian rumah tapak dan rumah susun.
Sayangnya, langkah BI menurunkan suku bunga acuan tidak langsung diikuti oleh kalangan perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR). Alhasil, meski suku bunga BI sudah turun, tetapi industri properti tidak bisa segera langsung merasakan dampaknya.
Untuk itu, Maria bilang pelaku industri, baik para pengembang maupun kalangan perbankan harus menyikapi hal ini. Faktor utama yang menjadi pertimbangan masyarakat membeli rumah, katanya, masih sama yaitu besaran angsuran, jangka waktu pinjaman dan tingkat suku bunga KPR.