Riset UI: Gamers Cenderung Lebih Fokus Dibandingkan Non-Gamers
- Riset yang dilakukan oleh Tim Laboratorium Cognition, Affect, and Well-Being (CAW Lab) menunjukkan ada empat aspek dimana pelajar competitive gamers lebih unggul dibanding grup lainnya.
Nasional
JAKARTA - Riset yang dilakukan oleh Tim Laboratorium Cognition, Affect, and Well-Being (CAW Lab) menunjukkan ada empat aspek dimana pelajar competitive gamers lebih unggul dibanding grup lainnya.
Hal ini diungkapkan oleh Dr. Dyah T. Indirasari, M.A, Ketua Tim Peneliti dari CAW Lab Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang bilang bahwa ada perbedaan yang cukup signifikan di antara competitive gamers atau non-gamers.
"Pertama, aspek kontrol respons lebih fokus. Kedua, akurasi jauh lebih tinggi. Ketiga, kemampuan regulasi emosi jauh lebih baik dan keempat, kepribadian tidak impulsif dan tidak rentan stres," ujar Dr Dyah di Perpustakaan Kemendibukristek Jakarta pada Kamis, 1 September 2022.
- Kapal Kembaran Moskva yang Tenggelam di Laut Hitam Pulang Kandang
- Uang Rupiah Baru Diterawang Tak Ada Tiga Angka Nol, BI Buka Suara soal Redenominasi
- Bintik Matahari Seukuran Planet Menghadap Bumi, Siap Tembakkan Radiasi Elektromagnetik
Ia menambahkan bahwa yang dimaksud kontrol respon lebih fokus adalah dapat membantu untuk menahan impuls yang bersifat alamiah, habitual atau dominan.
Artinya bahwa competitive gamers dapat lebih fokus ke suatu hal dan cenderung tidak impulsif.
Selanjutnya adalah akurasi tinggi, hal ini membuktikan bahwa kontrol respon yang baik, dapat membuat seseorang menjadi lebih baik dalam menghalau distraksi.
"Dalam hal regulasi emosi, competitive gamers jauh lebih baik daripada non-gamers. Kemampuan regulasi yang baik sejatinya berperan untuk menghindari seseorang menjadi adiktif atau kecanduan," tambah Dr Dyah.
- BI Cabut Uang Rupiah Khusus Peringatan HUT ke-50 Kemerdekaan RI, Begini Penampakannya!
- Jadi Peritel Terbesar ke-5 di Asia Tenggara, Emiten Pengelola Alfamart Kantongi Laba Rp1,27 Triliun
- Melesat 123,83 Persen, Laba Induk Indomaret (DNET) Tembus Rp645,20 Miliar
Meskipun ada pro-kontra bahwa bermain gim mengakibatkan dampak buruk, nyatanya competitive gamers punya alasan kuat yaitu ingin membanggakan orang tua dan memiliki karier yang cemerlang di bidang esports.
Competitive gamers juga punya motivasi untuk mengikuti kompetisi dan klub yang mewadahi minatnya untuk pembuktian diri serta aktualisasi diri.
Sehingga di saat competitive gamers tersebut menang, ia merasa akan ada yang dibanggakan (aktualisasi diri dan self-identity)