Terminal Batu Bara Pelabuhan Huanghua, di provinsi Hebei, China
Energi

RMK Energy Siapkan Capex Rp300 Miliar pada 2024

  • PT RMK Energy (RMKE) akan menggelontorkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp300 miliar untuk 2024.
Energi
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - PT RMK Energy (RMKE) akan menggelontorkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp300 miliar untuk 2024.

Direktur Keuangan RMKE, Vincent Saputra mengatakan, angka ini menurun 14,28% dari capex 2023 yang mencapai Rp350 miliar. Adapun dana ini akan digunakan untuk merampungkan pembangunan hauling road dengan PT Bukit Asam (PTBA) atau fokus pada infrastruktur tambang perseroan.

“Belanja modal tahun depan target kita sampai di tahun depan sebesar Rp300 miliar yaitu menyelesaikan jalan yang yang kami sudah mulai di tahun ini,” kata Vincent dalam public expose RMKE secara virtual, Kamis 4 November 2023.

Perseroan mengaku, penggunaan dana memang terfokus pada infrastruktur tambang, hal ini sembari melakukan efisiensi pada pengeluaran agar tidak semakin membengkak.

Vincent menilai, pembangunan infrastruktur menjadi kunci di tengah pendapatan perseroan yang tergerus akibat adanya normalisasi harga batu bara saat ini.

RMKE berharap, membuat infrastruktur yang lebih efisien, dapat mengurangi biaya untuk para penambang yang ingin menggunakan jasa sehingga dapat meningkatkan produksi batu bara secara total.

Target 2024

Adapun pada tahun 2024, Vincent menargetkan penjualan batu bara pada 2024 dapat mencapai 3,6 juta ton. Meningkat 28,57% dari target tahun ini sebesar 2,8 juta ton.

Sementara, untuk jasa pengangkutan atau unloading kereta, pihaknya menargetkan sebesar 12,4 juta ton. Meningkat 58,56% dari tahun sebelumnya sebesar 7,82 juta ton pengangkutan.

Sebelumnya, PT RMK Energy Tbk (RMKE) membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,8 triliun hingga kuartal III-2023, atau mengalami penurunan sebesar 3,4% secara tahunan (YoY).  

Direktur Keuangan Perseroan, Vincent Saputra mengatakan, hal ini disebabkan adanya normalisasi harga batu bara yang menyebabkan penjualan ikut merosot.

Diakui Vincent, pendapatan dari segmen penjualan batu bara cenderung flat di tengah normalisasi harga batu bara yang terkoreksi sebesar 16,9% YoY hingga September 2023.

Namun kinerja segmen ini masih ditopang oleh pertumbuhan produksi tambang in-house PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE). TBBE berhasil memproduksi 900,8K MT batu bara, atau meningkat sebesar 11,3% YoY dan berkontribusi 53,76% ke total volume penjualan.