<p>Roberto Bartini dan pesawat buatannya/kolase/Wikipedia</p>

Robert Bartini, Perancang Pesawat Paling Misterius

  • JAKARTA-Hidupnya begitu misterius sehingga bahkan nama aslinya tidak diketahui dengan pasti, tetapi warisannya ke dunia penerbangan jelas. Dia adalah Robert Oros di Bartini, setidaknya itulah nama yang tertulis di batu nisannya. Dia adalah seorang jenius. Pesawat-pesawat rancangannya menakjubkan dan kapal terbang yang aneh masih mengesankan hari ini. Hampir 50 tahun setelah kematiannya. Bartini dikenal sebagai […]

Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

JAKARTA-Hidupnya begitu misterius sehingga bahkan nama aslinya tidak diketahui dengan pasti, tetapi warisannya ke dunia penerbangan jelas. Dia adalah Robert Oros di Bartini, setidaknya itulah nama yang tertulis di batu nisannya. Dia adalah seorang jenius. Pesawat-pesawat rancangannya menakjubkan dan kapal terbang yang aneh masih mengesankan hari ini. Hampir 50 tahun setelah kematiannya.

Bartini dikenal sebagai seorang polymath modern yang menguasai tujuh bahasa. Dia juga seorang astronom, filsuf, fisikawan, pelukis dan musisi. Dia menghabiskan masa mudanya di Austria-Hongaria dan Italia, tetapi dia meninggalkan jejaknya sebagai perancang pesawat di Uni Soviet. Dia  berbagi panggung dengan beberapa nama legendaris dalam sejarah penerbangan Soviet seperti Andrei Tupolev, Pavel Sukhoi dan Oleg Antonov.

Giuseppe Ciampaglia penulis “The Life and Planes of Roberto Bartini”  menyebut sebagai seorang inovator dia berada pada level yang sama dengan nama-nama tersebut. Bahkan di beberapa sisi lebih tinggi.  Tapi karena dia bukan orang Rusia dia tidak mencapai kesuksesan yang sama.”

Buku Ciampaglia sebaimana ditulis CNN 3 Juni 2021 adalah salah satu dari segelintir biografi Bartini yang langka di luar Rusia.  Bartini merancang lebih dari 60 pesawat, tetapi hanya empat yang pernah terbang dan itupun hanya sebagai prototipe. Dan meskipun dia memecahkan rekor dunia dan mempengaruhi desain banyak pesawat yang sukses, dia hampir tidak pernah dikenang. Sebaliknya, a menghabiskan hampir satu dekade di penjara Soviet karena dicurigai sebagai mata-mata.

Biografi Tidak Jelas

Menurut Ciampaglia banyak catatan biografi Bartini tidak diketahui bahkan oleh putrinya yang tinggal di Rusia. Rincian kehidupan awalnya juga tidak didukung oleh catatan resmi. Namun ada beberapa consensus tentang dia. Bartini diyakini lahir pada tahun 1897 di Kanjiza. Sebuah kota kecil di Kekaisaran Austro-Hungaria yang hari ini di Serbia dekat perbatasan dengan Hongaria. Ia lahir di luar nikah dari seorang bangsawan lokal berusia 17 tahun dan seorang baron dari kota terdekat Fiume. Kota tersebut hari ini menjadi Rijeka di Kroasia.

Tragisnya, ibunya bunuh diri setelah keluarganya menyerahkan anak nyauntuk diadopsi guna mengubur skandal itu. Tiga tahun kemudian baron, Ludovico Oros di Bartini mengadopsi Roberto dan kemudian membesarkannya bersama istrinya, mewariskan nama bangsawan serta minatnya pada ilmu alam.

Ketika berusia 15 tahun, Bartini menghadiri pertunjukan udara yang menampilkan pilot Soviet terbang dengan Beriot XI. Salah satu pesawat produksi massal pertama. Kejadian itu yang kemungkinan memunculkan benih ketertarikan Roberto pada dunia penerbangan. Namun dia hanya memiliki waktu singkat untuk mengeksplorasi karena pada tahun 1916 ia direkrut menjadi tentara Austro-Hungaria dan dikirim ke Front Timur untuk berperang melawan Kekaisaran Rusia dalam Perang Dunia I .

Dengan cepat ditangkap, Bartini dikirim sebagai tawanan perang ke sebuah kamp di Siberia di mana ia menjadi akrab dengan literatur Komunis dan tetap tinggal sampai akhir perang. Setelah dibebaskan dia tidak punya cukup uang untuk perjalanan pulang dan menghabiskan beberapa waktu di Shanghai sebagai sopir taksi. Dia akhirnya berhasil kembali ke Fiume yang berada dalam kekacauan politik setelah pembubaran Austria-Hongaria.

Bersemangat untuk menyelesaikan studinya, Bartini pindah ke Italia untuk menghadiri kursus teknik kedirgantaraan di Institut Politeknik Milan, serta sekolah penerbangan di dekat Roma.  Menggunakan nama Roberto Orosdy pada tahun 1921 ia bergabung dengan Partai Komunis Italia yang baru lahir. Dalam jajaran partai ia menerima julukannya, “Red Baron,” mengacu pada asal-usulnya dan warna yang secara tradisional dikaitkan dengan komunisme.

Lari ke Soviet

Namun, ketika Mussolini mengambil alih kekuasaan pada akhir tahun 1922 dengan kudeta, Bartini menjadi buronan polisi. Untuk menghindari penangkapannya partai mengirimnya ke Uni Soviet sebagai insinyur penerbangan.

Di Uni Soviet, Bartini mengubah namanya lagi menjadi Robert Ludvigovich Bartini setelah ayahnya Ludovico dan mengikuti konvensi penamaan Slavia. Dia pertama kali bekerja pada pesawat amfibi eksperimental  tetapi dipecat karena mengkritik organisasi yang mempekerjakannya. Dia kemudian dipekerjakan oleh sayap penelitian Tentara Merah.

Secara resmi Bartini sedang merancang pesawat penumpang. Pada kenyataannya, dia sedang mengerjakan sebuah pesawat tempur monoplane Stal-6, di mana satu prototipe dibangun. Ini menjadi proyek Bartini pertama yang membuat lompatan dari papan gambar ke landasan pacu.

Stal-6/USSR-airspace.com

Dengan bodi full stainless steel dan roda depan tunggal yang dapat ditarik pesawat tersebut kala itu terlihat seperti sesuatu yang datang dari masa depan. Pada masa itu bahan pilihan untuk konstruksi pesawat adalah kayu dan kain.

Pesawat Bartini ini dibangun untuk kecepatan 260 mil per jam. Sebuah kemampuan luar biasa pada saat itu. Saat itu, pada tahun 1933, rekor kecepatan di Uni Soviet adalah 170 mph. Jadi hampir 100 mph lebih cepat daripada pesawat tempur Soviet terbaik.

“Ini seperti jika hari ini seseorang membuat pesawat tempur dengan kecepatan 2.400 mph dibandingkan dengan kecepatan tercepat saat ini sekitar 1.800 mph,” kata Sergej Težak, Professor of Transport Engineering di Maribor University in Slovenia.

Meski mengagumkan pesawat tersebut tidak pernah masuk produksi. Bartini merancang versi yang ditingkatkan dengan senjata pada tahun 1935, tetapi ada kekhawatiran tentang masalah pada sistem belum terbukti, seperti sistem pendingin mesin. Ini menjadi alasan pesawat itu ditolak. Seandainya pesawat ini dibuat, Uni Soviet akan memiliki pesawat tempur superior yang siap pada tahun 1941. Waktu ketika Perang Dunia II pecah.

Roberto Bartini/Wikipedia
Masuk Penjara Lagi

Pesawat ini juga menggunakan stainless steel dan sangat tidak biasa. Bartini juga telah mematenkan teknik baru untuk mengelas pelat baja. Pesawat disebut sangat aerodinamis dengan dibentuk sedemikian rupa sehingga mengkonsumsi lebih sedikit bahan bakar pada kecepatan tinggi. Tetapi pada tahun 1938, ketika sebuah kecelakaan merusak satu-satunya prototipe Stal-7, Bartini disalahkan. Dia bahkan ditangkap karena diyakini sebagai agen Mussolini, dan Stalin memenjarakannya.

Setahun kemudian selama penerbangan uji rahasia, Stal-7 yang diperbaiki memecahkan dua rekor dunia dengan terbang tanpa henti sejauh 3.149 mil dengan kecepatan rata-rata 250 mph. Upacara resmi diadakan dan ketika Stalin bertanya di mana perancang pesawat itu, dia diberitahu bahwa dia berada di penjara. Stalin dengan cepat memerintahkan untuk mengeluarkannya dan untuk membuat pesawat baru.

Hukuman Bartini dikurangi dan dia dikirim ke sharaska, nama resmi untuk laboratorium penelitian dan pengembangan rahasia di penjara Soviet pada 1940-an dan 1950-an. Ini menawarkan kondisi kehidupan yang jauh lebih baik daripada penjara itu sendiri.

Ketika Perang Dunia II dalam ayunan penuh, Bartini bekerja pada pesawat militer saja. Dia mengubah Stal-7 miliknya dari pesawat penumpang menjadi pembom jarak jauh berkecepatan tinggi yang disebut Yermolayev Yer-2 yang dioperasikan sepanjang perang. Dia juga membantu merancang pembom Tupolev Tu-2. Aset penting dalam persenjataan Tentara Merah dengan bekerja langsung bersama Andrei Tupolev.

T-117/Wikipedia

Proyek Bartini berikutnya adalah T-117. Sebuah pesawat angkut berat yang hanya dibangun sebagian. Dirancang untuk mengangkut tank dan peralatan militer berat lainnya ia memiliki jalur pemuatan yang khas di bagian belakang sehingga kendaraan dapat masuk ke dalam pesawat.

Pesawat itu tidak pernah selesai karena kurangnya mesin yang cocok. Proyek ini ditinggalkan pada tahun 1946, tetapi gambar Bartini kemudian dikirim ke perusahaan Antonov yang merupakan perusahaan pertama yang membangun pesawat angkut berbadan lebar satu dekade kemudian.

Setelah dibebaskan dari penjara, pada tahun 1946 Bartini mengalihkan perhatiannya ke pesawat supersonik. Gambarnya mengungkapkan bahwa dia telah mengetahui sayap berbentuk delta seperti sayap Concorde  diperlukan untuk terbang lebih cepat daripada suara.  Dalam penerbangan, ini kadang-kadang disebut sayap Bartini.

Untuk merancang pesawat supercepat ini pada tahun 1954 ia diberi komputer Soviet pertama BESM1. Hasilnya adalah A-57 yang fantastis. Pembom supersonik yang mampu membawa senjata nuklir, mendarat di air dan terbang dengan kecepatan 1.500 mph.

Desain A-57/Secret Project Forum

Menteri Pertahanan Soviet kala itu jenderal Georgy Zhukov menyukai gagasan itu dan memberi Bartini sebuah kantor dan apartemen di Moskow untuk mengerjakannya. Namun, ketika dia kehilangan jabatannya A-57 pergi bersamanya dan rudal balistik dibuat sebagai gantinya.

Hasil penelitian Bartini kemudian dikirim ke biro desain Tupolev yang memasukkannya ke dalam Tu-144. Tiruan Concorde Soviet yang terkenal.

Bartini telah lama terpesona dengan kapal terbang dan pesawat yang mampu mendarat di air. Pada tahun 1934 ia telah membangun prototipe DAR, pesawat amfibi bermesin ganda yang ditujukan untuk pengintaian Arktik. Namun, pada 1960-an, ia menjadikan pesawat amfibi sebagai upaya utamanya, dengan fokus pada ekranoplans. Pesawat yang dapat terbang sangat dekat dengan permukaan air atau daratan dengan memanfaatkan prinsip yang disebut efek ground.

Pada tahun 1972, setelah sepenuhnya direhabilitasi dan bahkan sebagai penerima Ordo Lenin. Ordo sipil tertinggi di Uni Soviet, ia menyelesaikan prototipe paling ambisiusnya Bartini-Beriev VVA-14. Dirancang untuk berburu dan menghancurkan kapal selam nuklir Amerika,  pesawat dirancang untuk lepas landas secara vertikal dari mana saja baik di darat, air, pasir atau es. Pesawat kemudian terbang dekat ke permukaan dengan kecepatan tinggi.

VVA-14 adalah satu-satunya pesawat yang dirancang Bartini yang dia lihat terbang. Yang lain dia tidak melihat karena dia berada di penjara hampir sepanjang waktu. Saksi mata mengatakan dia meneteskan air matanya.

VVA-14/Wikipedia

Prototipe pesawat melakukan lebih dari 100 penerbangan, tetapi yang kedua tidak pernah selesai karena mesin untuk lepas landas vertikal sebenarnya tidak ada. Bartini mencoba menghidupkan kembali proyek tersebut dengan mengubah VVA-14 menjadi sebuah ekranoplan. Tetapi dia meninggal pada tahun 1974 sebelum dia bisa melihat hasil pekerjaan ini.

Pesawat itu diuji dengan baik hingga tahun 1980-an, tetapi begitu Perang Dingin berakhir hanya ada sedikit kegunaan untuk pesawat itu. Apa yang tersisa dari prototipe asli berada di luar ruangan dalam keadaan bobrok di Museum Angkatan Udara Pusat dekat Moskow dengan sayapnya hilang.

Karya Bartini telah melampaui pesawat terbang di masanya. Pada tahun 1965 ia menerbitkan sebuah makalah ilmiah berjudul “Hubungan antara konstanta fisik,”. Sebuah teori baru tentang alam semesta berdasarkan enam dimensi. Itu adalah puncak minatnya pada fisika dan ilmu alam yang dia coba jalin ke dalam proyek penerbangannya juga.

Pada satu titik dia ingin membangun sebuah pesawat tidak terterlihat.  Itu akan bekerja dengan menggunakan getaran pada frekuensi tertentu, mirip dengan bagaimana bilah rotor dari helikopter menjadi tidak terlihat begitu mereka mulai berputar. Dia pikir dia bisa menerapkannya ke badan pesawat dan berencana menggunakan penelitian yang telah dia lakukan di bidang optik.

Kadang-kadang disebut sebagai Nikola Tesla pada masanya, Bartini adalah seorang jenius yang bersemangat, yang telah menyebabkan beberapa klaim aneh tentang hidupnya.  Batu nisan di batu nisannya di Pemakaman Vvedenskoye di Moskow tertulis “Di tanah Soviet dia menepati sumpahnya, mengabdikan seluruh hidupnya untuk membuat pesawat merah terbang lebih cepat daripada yang hitam.

Sebelum kematiannya, dia dilaporkan meminta dalam surat wasiatnya agar surat-suratnya disegel dan hanya boleh dibuka pada peringatan 300 tahun kelahirannya, Itu berarti tahun 2197 nanti.  Mungkin saat itu, kita sudah memecahkan semua misteri Bartini.