Robert Kiyosaki Peringatkan Kematian Dolar
- Peringatan muncul karena negara-negara dalam kelompok BRICS mendorong alternatif untuk greenback dalam perdagangan dan investasi.
Ekonomi Global
JAKARTA - Penulis buku best seller “Rich Dad Poor Dad”, Robert Kiyosaki mengeluarkan peringatan untuk dolar AS. Peringatan muncul karena negara-negara dalam kelompok BRICS mendorong alternatif untuk greenback dalam perdagangan dan investasi.
"Negara-negara BRICS mengumumkan crypto yang didukung emas. Dolar ASakan mati. Triliunan dolar AS bergegas pulang. Inflasi melonjak. Beli emas, perak. Bitcoin hingga US$120rb tahun depan," kata guru keuangan pribadi itu dalam cuitan di akun Twitter pribadinya @theRealKiyosaki pada Kamis, 13 Juli 2023.
Komentar Kiyosaki ini muncul setelah pengumuman oleh Kedutaan Besar Rusia di Kenya yang menyatakan kelompok negara BRICS yang berencana untuk memperkenalkan mata uang perdagangan bersama yang didukung oleh emas. Sekadar info, BRICS merupakan organisasi perdagangan yang anggotanya meliputi Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan
- Jadi Tren di Google, Intip Sinopsis Sekaligus Pendapatan yang Diraih Extraction 2
- Mengenal Gom Arab, Komoditas Ekspor Sudan yang Sedang Terancam
- Kemenkeu Tagih Janji Negara G7 Realisasikan JETP
Pengumuman ini disampaikan dalam akun Twitter resmi @russembkenya pada Senin, 3 Juli 2023 “Negara-negara BRICS berencana untuk memperkenalkan mata uang perdagangan baru yang akan didukung oleh emas. Semakin banyak negara-negara ini yang mengungkapkan keinginan bergabung dengan BRICS”.
Rencana ini menyoroti dorongan untuk “de-dolarisasi” di antara beberapa negara global di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang kemampuan Washington untuk mempersenjatai greenback melalui sanksi ekonomi.
Mulai Tinggalkan Dolar
Pasca perang Rusia-Ukraina dan krisis energi, sejumlah negara sedikit demi sedikit mulai meninggalkan dolar. Hal ini dilakukan dengan melakukan transaksi bilateral menggunakan mata uang selain dolar AS.
China diketahui sebagai negara yang memimpin gerakan anti-dolar. Untuk merebut dominasi dolar, Negari Tirai Bambu mulai aktif mempromosikan penggunaan mata uangnya sendiri dalam perdagangan.
Bahkan menurut catatan bank sentral global, transaksi pertukaran mata uang menggunakan yuan China telah encapai rekor.
Selain China, Rusia dan Iran mengungkapkan saat ini kedua negara sedang mengerjakan cryptocurrency yang didukung emas. Ini dilakukan untuk menggantikan dolar AS sebagai alat pembayaran dalam perdagangan internasional.
- Kekayaan Agusman Komisioner Baru OJK Capai Rp23,83 Miliar, Ini Rinciannya
- Perkembangan Pesat Properti di Barat Jakarta Diharapkan Kurangi Backlog
- Genjot Pertumbuhan Ekonomi, ASN hingga UMKM Medan Didorong Inovatif
Dalam beberapa bulan terakhir, Russia dan Iran telah mempercepat dorongan mereka untuk de-dolarisasi. Mereka bertujuan untuk meningkatkan volume perdagangan mereka menjadi US$10 miliar per tahun melalui langkah-langkah seperti mengembangkan sistem pembayaran internasional alternatif untuk SWIFT.
India juga tengah mendorong narasi de-dolarisasi dalam menggembar-gemborkan penggunaan rupee untuk perdagangan.
Hal ini seperti ditunjukkan oleh Reserve Bank of India dalam laporan yang dipublikasikan pada hari Rabu, 5 Juli 2023.
Dalam laporan tersebut, kelompok kerja RBI mendorong pembukaan rekening berdenominasi rupee untuk non-penduduk di India dan luar negeri. Mereka juga merekomendasikan integrasi sistem pembayaran India dengan yang ada di negara lain untuk transaksi lintas batas.