Roket Vulcan Amerika Melakukan Debut Misi
- Roket membawa pendarat bulan bernama Peregrine yang dikembangkan oleh Astrobotic Technology.
Tekno
WASHINGTON — Roket Vulcan milik United Launch Alliance berhasil menyelesaikan peluncuran perdananya. Langkah ini melanjutkan jalur kendaraan menuju sertifikasi untuk menerbangkan misi keamanan nasional Amerika akhir tahun 2024 ini.
Roket tersebut lepas landas dari Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral pada 8 Januari 2024 dini hari. Roket membawa pendarat bulan bernama Peregrine yang dikembangkan oleh Astrobotic Technology. Pendarat tersebut menerbangkan 20 muatan, termasuk lima untuk NASA.
“Peluncuran perdana Vulcan menghadirkan kemampuan baru dan inovatif untuk memenuhi kebutuhan peluncuran luar angkasa yang terus berkembang,” kata CEO ULA Tory Bruno dalam sebuah pernyataan.
- Pemerintah Tetapkan Kuota Pertalite 2024 Jadi 31,7 Juta KL
- Standar Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank dan Unit Usaha Syariah
- OJK Ungkap 11 Poin Kunci dalam Aturan Baru Perlindungan Konsumen
Perusahaan yang berbasis di Denver, bersama dengan SpaceX milik Elon Musk, adalah salah satu dari dua perusahaan yang memiliki kendaraan peluncuran yang disertifikasi. Roket untuk menerbangkan misi luar angkasa untuk Departemen Pertahanan AS dan komunitas intelijen.
Pada tahun 2020, Space Force Amerika memilih ULA untuk melakukan 60% peluncurannya antara tahun fiskal 2022 dan 2027. Sementara SpaceX menerbangkan 40% sisanya.
Setelah Vulcan disertifikasi, ia akan menggantikan roket Atlas V dan Delta IV yang juga dibangun ULA. Hal ini dijadwalkan terjadi pada musim semi ini setelah penerbangan sertifikasi kedua Vulcan. Roket tersebut akan menjalankan misi militer pertamanya pada musim panas ini. Roket akan membawa sebuah satelit navigasi eksperimental untuk Laboratorium Penelitian Angkatan Udara. Selain itu juga dijadwalkan untuk menerbangkan tiga misi keamanan nasional lainnya sebelum akhir tahun ini.
Mark Peller, wakil presiden pengembangan Vulcan ULA, mengatakan bahwa peluncuran ini merupakan langkah terakhir dalam pengembangan roket. “Program pengujian Vulcan mencakup lebih dari 150 pengujian komponen individual dan puluhan pengujian sistem utama, “ katanya.
Meskipun dua penerbangan pertama roket tersebut sangat penting untuk menunjukkan kinerja Vulcan dan mendapatkan sertifikasi, Peller mengatakan prosesnya dimulai jauh sebelum kendaraan tersebut siap diluncurkan.
“Angkatan Luar Angkasa Amerika telah bermitra dengan kami melalui pengembangan dan memiliki wawasan penuh mengenai desain, pengembangan, dan semua uji validasi lainnya,” katanya dikutip dari c4isrnet.com.
Setelah penerbangan pertama Vulcan, ULA akan menghabiskan dua bulan ke depan untuk meninjau data dan pengamatan dari peluncuran tersebut. Jika kinerja roket sesuai harapan, perusahaan akan melanjutkan misi keduanya pada bulan April dengan meluncurkan pesawat luar angkasa Dream Chaser milik NASA.
Perusahaan siap melakukan 16 peluncuran tahun ini, enam di antaranya menggunakan Vulcan. Kecepatan peluncurannya akan meningkat menjadi 28 peluncuran pada tahun 2025.