Ilustrasi rokok kemasan polos.
Nasional

Rokok Kretek dan Emas Sumbang Inflasi di Desember 2024

  • Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan bahwa perhiasan emas dan rokok kretek dalam hal ini Sigaret Kretek Mesin (SKM) menjadi salah satu penyumbang utama inflasi bulanan sepanjang 2024.

Nasional

Debrinata Rizky

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan bahwa perhiasan emas dan rokok kretek dalam hal ini Sigaret Kretek Mesin (SKM) menjadi salah satu penyumbang utama inflasi bulanan sepanjang 2024.

Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini di Kantor Pusat BPS menjelaskan jika kedua komoditas ini secara konsisten mendorong kenaikan harga setiap bulan atau sebanyak 11 kali sepanjang tahun kemarin.

"Emas perhiasan dan sigaret kretek mesin menjadi komoditas penyumbang utama inflasi sebanyak 11 kali di tahun 2024," katanya dalam rilis BPS dilansir pada Jumat, 3 Januari 2025.

Pudji menyebut, penyesuaian tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) memengaruhi inflasi rokok pada Desember 2024, khususnya untuk kategori Sigaret Kretek Mesin (SKM). Meskipun tarif CHT berbeda dengan penetapan Harga Jual Eceran (HJE), dampak kenaikan cukai sudah tercermin pada inflasi rokok sepanjang 2024.

Lebih lanjut Pudji mencatat, sepanjang tahun 2024, emas perhiasan memberikan andil inflasi sebesar 0,35%. Kemudian sigaret kretek mesin memberikan andil inflasi sebesar 0,3% di 2024.

Komoditas lain yang turut menyumbang inflasi adalah minyak goreng tercatat menyumbang inflasi sebesar 0,11% dan beras sebesar 0,10%. Kedua komoditas ini muncul sebagai penyumbang inflasi sebanyak 6 kali.

Kemudian komoditas kopi bubuk menyumbang inflasi sebesar 0,10%, bawang merah sebesar 0,08 persen, daging ayam ras sebesar 0,06% dan komoditas ikan segar sebesar 0,06%. Keempat komoditas ini muncul sebanyak 7 kali sebagai penyumbang inflasi sepanjang tahun 2024.

Pudji mengatakan, inflasi 2024 sebesar 1,57% merupakan yang terendah sejak perhitungan inflasi pertama di tahun 1958. Namun, saat itu perhitungan inflasi masih terbatas di wilayah Jakarta saja.

Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi November 2024 yang tercatat 1,55%, tetapi masih lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan Desember 2023 yang mencapai 2,61%.

Inflasi tahunan Desember 2024 terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mencatat inflasi sebesar 1,9% dan memberikan andil 0,55% terhadap inflasi umum.

Berdasarkan wilayah, dari 38 provinsi sebanyak 37 provinsi mengalami inflasi sementara 1 provinsi mengalami deflasi. Inflasi tertinggi tercatat dialami Provinsi Papua Pegunungan sebesar 5,36;, sementara Provinsi Gorontalo mengalami deflasi terdalam sebesar 0,79%.