Ilustrasi: Tambang nikel PT Aneka Tambang Tbk (Antam) / Pertambangan nikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) / Dok. Antam
Bursa Saham

Roller Coaster Harga Nikel, Saham NCKL dan ANTM Tetap Menjanjikan

  • Di tengah kenaikan harga nikel belakangan ini, proyeksi harga komoditas tambang di tahun 2025 justru menunjukkan penurunan. Namun, saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) tetap menjanjikan.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Di tengah kenaikan harga nikel belakangan ini, proyeksi harga komoditas tambang di tahun 2025 justru menunjukkan penurunan. Namun, saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) tetap menjanjikan.

Berdasarkan riset Samuel Sekuritas yang dipublikasikan pada Rabu, 15 Januari 2025, dalam lima hari perdagangan terakhir, harga rata-rata nikel naik tipis menjadi US$15.191 per ton, 0,9% lebih tinggi dibandingkan minggu sebelumnya.

“Kenaikan ini didorong oleh peningkatan impor produk antara hidrometalurgi dari China pada November 2024, yang tercatat naik 10% dibandingkan tahun sebelumnya, berkat meningkatnya pengiriman dari Indonesia, Australia, dan Finlandia,” jelas mereka dalam laporan yang dikutip pada Kamis, 16 Januari 2025.

Sementara itu, stok nikel olahan global turun sekitar 2,4% dalam seminggu terakhir menjadi 40.219 ton, menandakan pasokan yang semakin terbatas di pasar. Adapun impor bijih nikel China mengalami penurunan signifikan hingga 23,2% secara bulanan dan 16,1% secara tahunan pada November 2024. 

“Penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya pengiriman dari Filipina akibat musim hujan, yang mengakibatkan stok di pelabuhan anjlok hingga tersisa 8,6 juta ton. Selain itu, transaksi nikel olahan yang lesu serta turunnya harga menunjukkan permintaan yang menurun dan pasokan domestik yang melimpah, sehingga menekan harga lebih jauh,” tambah mereka. 

Sebagai informasi, sepanjang tahun lalu, harga rata-rata nikel tercatat mencapai US$16.818 per ton, sedikit di bawah proyeksi sebelumnya sebesar US$16.850. Untuk tahun 2025, target harga kembali direvisi dari US$15.500 menjadi US$15.000 per ton. 

Samuel Sekuritas bilang bahwa target tersebut tercata turun sekitar 12,1% dibandingkan harga rata-rata tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh ketidakpastian kondisi global serta dinamika pasokan dan permintaan yang tidak stabil.

Dok/Samuel Sekuritas 

Rekomendasi Saham

Kendati demikian, perusahaan efek dengan kode broker IF ini menjagokan saham NCKL sebagai pilihan utama dengan rating buy dengan target harga Rp850 per saham. Saat ini, saham tersebut bertengger di level Rp740 per saham. 

Dari sisi produksi nikel pada kuartal III-2024, emiten bersandikan NCKL ini sukses mencapai lebih dari 16,27 juta wet metric tonnes (wmt). Angka ini meningkat 12% dibandingkan periode yang sama tahun 2023. 

Selain itu, produksi feronikel (FeNi) dari smelter Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) meningkat 39% secara tahunan. Sementara fasilitas High Pressure Acid Leach (HPAL) menghasilkan 71.531 ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) nikel, meningkat 47% secara tahunan.

Selain NCKL, Samuel Sekuritas juga memberikan rating buy terhadap saham ANTM dengan target harga Rp1.600 per saham. Artinya, ada potensi return investasi sebesar 4.92% jika investor saham ini di harga sekarang sebesar Rp1.525 per saham. 

ANTM sendiri pada kuartal III-2024, sukses mencapai 7,30 juta wmt. Sementara itu, volume penjualan bijih nikel pada kuartal III-2024 mencapai 5,71 juta wmt. Diketahui, produksi nikel berasal dari beberapa tambang antara lain di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, Halmahera Timur, Maluku Utara, dan Pulau Gag, Papua Barat. 

Sesama emiten plat merah, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) justru mendapatkan rating jual dengan target harga Rp3.400 per saham. Adapun produksi nikel perseroan pada kuartal III-2024, yang mencapai 18.008 ton nikel dalam matte. Angka ini naik 9% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Sementara itu, PT Harum Energy Tbk (HRUM) yang melakukan tranformasi besar-besaran untuk sektor ini juga mendapatkan rating jual di harga Rp1.600 per saham. Terakhir, PT Merdeka Battery Mineral Tbk (MBMA) memperoleh rating netral di harga Rp420 per saham.