Roller Coaster Saham BREN, Rebound dari Zona Merah Berbalik Menghijau
- Hanya butuh waktu kurang dari 45 menit, saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) sukses berbalik dari Auto Rejection Bawah (ARB) menuju zona hijau pada pembukaan perdagangan Selasa, 24 September 2024.
Bursa Saham
JAKARTA – Hanya butuh waktu kurang dari 45 menit, saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) sukses berbalik dari Auto Rejection Bawah (ARB) menuju zona hijau pada pembukaan perdagangan Selasa, 24 September 2024.
Berdasarkan data dari RTI Business, saham BREN sempat berada di zona merah di level Rp5.825 per saham pada awal perdagangan, sekitar pukul 09.05 WIB. Namun, tepat pada pukul 10.00 WIB, saham yang dikendalikan Prajogo Pangestu berhasil berbalik ke level Rp7.775 per saham.
Artinya, dalam waktu 25 menit saja, saham BREN berhasil rebound sebesar 33,48%. Meskipun demikian, hingga pukul 11.13 WIB, harga saham BREN mulai menurun dan berada di level Rp7.350, menguat 3,89% dari pembukaan.
- Saham HMSP, GGRM, dan WIIM Ngegas Usai Cukai Rokok Batal Naik
- Pola Konsumsi Kelas Menengah Bergeser, Perbankan Digital Jadi Solusi
- Industri BPR Dihimpit Kredit Macet, NPL Melesat Drastis dalam Setahun Terakhir
Sementara itu, dari segi transaksi saham selama periode tersebut, saham yang bergerak di bidang energi baru terbarukan ini telah diperdagangkan sebanyak 398 juta lembar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp2,62 triliun.
Nah, yang menjadi pertanyaan apakah rebound BREN ada campur tangan Prajogo Pangestu selaku pengendali perseroan? Pasalnya, situasi ini pernah terjadi tatkala saat harga saham BREN anjlok hingga ARB berhari-hari pada Juni lalu kala .
Saat itu, Prajogo Pangestu terpantau turun tangan memborong saham setelah harga BREN merosot dari Rp11.250 per saham hingga menyentuh Rp5.500. Ketika harga mencapai titik terendah tersebut, Prajogo membeli 37,84 juta saham BREN senilai Rp251,69 miliar, yang berhasil menghentikan ARB selama delapan hari berturut-turut.
Sementara itu, penurunan harga saham BREN dalam tiga hari terakhir ini terjadi setelah FTSE Russell mengeluarkan saham ini dari perhitungan FTSE Global Index untuk pasar besar.
Padahal, sebelumnya, saham BREN telah ditetapkan sebagai anggota baru FTSE Global. Berita ini menjadi salah satu faktor yang mendorong kinerja saham emiten geothermal ini dalam beberapa pekan terakhir hingga mencapai rekor penutupan harga tertinggi.
Namun, terkait kegagalan saham BREN masuk dalam perhitungan FTSE Global, manajemen BREN dalam pengumuman resminya menyangkal bahwa rendahnya free float saham menjadi penyebabnya.
Manajemen mengungkapkan daftar pemegang saham BREN, di mana PT Barito Pacific Tbk (BRPT) memiliki 64,66%, Green Era Energy Pte Ltd 23,60%, Jupiter Tiger Holdings 3,94%, dan Prime Hill Funds 3,76%. Dengan demikian, keempat pihak tersebut menguasai 95,97% saham BREN, sementara sisanya dimiliki oleh masyarakat.