Karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau biasa dikenal Sritex.
Makroekonomi

Rontokkan Industri Dalam Negeri, Ini Sederet Negara Pelaku Dumping ke RI

  • Banyak negara berusaha melindungi industri di negaranya sendiri dengan menggenjot industri masing-masing, kemudian menjual hasil produksi ke negara lain dengan harga murah.

Makroekonomi

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA – Banyak negara menggenjot pasar dalam negeri sendiri guna menguasai pasar luar negeri dengan menjual harga barang yang sangat murah.

Pratik tesebut juga disinyalir menjadi salah satu penyebab maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri sebagian besar disebabkan oleh praktik dumping. 

Dalam rapat kerja dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI beberapa waktu lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, dumping menyebabkan terpuruknya industri TPT nasional, mengakibatkan penurunan daya saing dan penurunan ekspor yang signifikan.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita senada dengan pernyataan Sri Mulyani.  Dia juga menekankan pentingnya konsistensi dari Kementerian Keuangan untuk mendukung dan melindungi industri dalam negeri. 

Agus mengungkap, penurunan ekspor juga dipicu oleh masalah geopolitik global dan pembatasan impor di negara tujuan.

“Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini terjadi penurunan ekspor yang diakibatkan oleh permasalahan geopolitik global yang berimplikasi pada terjadinya penurunan daya beli dari konsumen di negara tujuan ekspor,” di Jakarta.

Daya saing industri TPT nasional diketahui juga terganggu oleh impor produk sejenis dalam jumlah besar, baik secara legal maupun ilegal.

Selamatkan Diri Sendiri

Menurut Agus banyak negara berusaha melindungi industri di negaranya sendiri dengan menggenjot industri masing-masing kemudian menjual hasil produksi kenegara lain dengan harga murah.

Sehingga kebijakan anti-dumping, safeguard, dan kebijakan non-tarif lainnya menjadi satu-satunya jalan untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan global yang tidak sehat. 

"Kita yang seharusnya cepat mengantisipasinya dengan pengambilan kebijakan trade remedies berupa kebijakan anti-dumping dan safeguard, serta kebijakan nontariff lainnya,” ungkap Agus.

Agus mengklaim, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk menyelamatkan industri TPT nasional, termasuk peningkatan kualitas produksi melalui Standar Nasional Indonesia (SNI) dan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

Agus juga menyoroti inkonsistensi Kementerian Keuangan dalam menangani masalah dumping dan lambatnya kebijakan pengamanan pasar TPT dalam negeri. 

Ia mengkritik keputusan untuk menghapus larangan dan pembatasan (lartas) bagi produk TPT hilir, yang dianggap tidak sejalan dengan upaya melindungi industri dalam negeri. 

"Padahal, pemberlakuan lartas melalui pemberian Pertimbangan Teknis untuk impor merupakan salah satu langkah strategis untuk mengendalikan masuknya produk-produk yang merupakan pesaing dari produk-produk dalam negeri di pasar domestik, mengingat kebijakan-kebijakan pengendalian terhadap impor produk hilir tersebut lamban ditetapkan oleh kementerian terkait, terutama Kementerian Keuangan,” tegas Agus.

Sederet Negara Pelaku Dumping

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, sejumlah negara sering dituduh melakukan dumping ke Indonesia. 

China

China menduduki peringkat teratas sebagai negara yang paling sering melakukan praktik ini. Hal ini disebabkan oleh besarannya ekspor dari China ke Indonesia serta banyaknya produk dari China yang dijual di Indonesia dengan harga lebih murah dibandingkan di pasar domestiknya.

India

Selain China, India juga sering dituduh melakukan dumping ke Indonesia, khususnya dalam produk-produk seperti baja, tekstil, dan produk kimia. 

Korea Selatan

Korea Selatan turut menjadi salah satu negara yang sering terlibat dalam dumping ke Indonesia. Produk elektronik, otomotif, dan tekstil dari Korsel sering dituduh terlibat dumping.

Taiwan

Taiwan juga masuk dalam daftar negara yang melakukan dumping ke Indonesia, terutama dalam produk baja, kimia, dan elektronik. 

Vietnam

Sementara itu Vietnam, juga tercatat melakukan dumping ke Indonesia dalam produk seperti tekstil, alas kaki, dan furnitur.