<p>Ilustrasi finansial. Dok: Pexels.</p>
Insight Langit Biru

Rp23,67 Triliun Dana Investor Asing Hengkang dari Pasar SBN, Bank Indonesia Jadi Penopang

  • Total dana investor asing di surat berharga negara berdenominasi rupiah sepanjang tahun berjalan ini sudah keluar Rp23,67 triliun, seiring meningkatnya yield US Treasury.

Insight Langit Biru

Gloria Natalia Dolorosa

JAKARTA – Total dana investor asing di surat berharga negara berdenominasi rupiah sepanjang tahun berjalan ini sudah keluar Rp23,67 triliun, seiring meningkatnya yield US Treasury.

Surat berharga negara (SBN) dalam tulisan ini mencakup surat utang negara (SUN) dan surat berharga syariah negara (SBSN).

Hengkangnya dana investor asing mulai terjadi pada Februari 2021, yang selama 1 bulan itu mencapai Rp13,62 triliun. Lantas, pada Maret 2021 dana investor asing merembes lagi senilai Rp16,57 triliun. Sejak awal Februari hingga akhir Maret 2021, total keluarnya dana asing dari SBN rupiah mencapai Rp33,61 triliun.

Dengan demikian, porsi kepemilikan asing di SBN rupiah terus menyusut. Per 29 Januari porsi asing 24,86%, kemudian pada 26 Februari turun menjadi 23,81%, dan kian mengkerut hingga 22,89% per 31 Maret.

Di saat dana investor asing minggat, imbal hasil (yield) US Treasury 10 tahun meningkat.

Berdasarkan data World Government Bonds, tren kenaikan yield US Treasury terjadi sejak awal Februari yang saat itu di posisi 1,079% hingga mendarat di level 1,744% per 31 Maret. Dalam waktu 2 bulan, yield US Treasury sudah naik 66,5 bps.

Pada Selasa, 30 Maret 2021, imbal hasil obligasi AS 10 tahun naik ke level tertinggi dalam 14 bulan, yakni 1,77%. Dikutip dari Reuters, lonjakan imbal hasil US Treasury dipicu rencana Presiden AS Joe Biden mengucurkan dana infrastruktur senilai US$2 triliun untuk program Build Back Better.

Menguatnya US Treasury ini diikuti naiknya yield obligasi Indonesia 10 tahun. Yield Indonesia naik 61,5 bps sepanjang awal Februari hingga 31 Maret 2021 di level 6,886%.

Pilarmas Investindo Sekuritas menaksir imbal hasil US Treasury 10 tahun masih berpotensi naik sampai di kisaran 1,8% hingga 2%. Bila imbal hasil US tersebut mencapai 2%, bukan tidak mungkin pasar saham mengalami koreksi dan mendorong pelemahan rupiah.

BI Perkuat Pasar SBN

Ketika dana investor asing senilai Rp13,62 triliun keluar dari SBN rupiah pada Februari silam, Bank Indonesia (BI) memborong SBN senilai Rp66,08 triliun. BI memang dapat membeli SBN di lelang yang digelar Kementerian Keuangan, termasuk ikut dalam greenshoe option. Aksi ini tentu dapat memberi tenaga bagi pasar SBN rupiah.

Sementara, ketika Rp16,57 triliun dana investor asing hengkang dari SBN pada Maret 2021, bank konvensional membeli SBN senilai total Rp49,64 triliun. Bank konvensional juga memasukkan dananya ke SBN senilai Rp87,42 triliun pada Januari 2021.

Selain bank dan institusi pemerintah BI, individu juga turut memperkuat pasar SBN rupiah. Pada Februari dan Maret individu membawa masuk dana senilai total Rp49,76 triliun ke SBN.

Tidak ketinggalan asuransi dan dana pensiun (dapen) secara teratur membeli SBN. Selama Januari hingga Maret 2021, asuransi dan dapen rata-rata membeli SBN senilai Rp14 triliun saban bulan.

Dari sisi porsi kepemilikan SBN rupiah pada awal Januari dan 16 April 2021, bank konvensional masih dominan memegang SBN rupiah dengan porsi di kisaran 35% hingga 36%. Diikuti investor asing yang masih menggenggam porsi di atas 20%. Kepemilikan individu di SBN rupiah kian mengembang, dari 3,39% pada awal Januari menjadi 4,55% pada 16 April.

Membaik dari Tahun Lalu?

Bila dibandingkan dengan data 2020 dalam periode yang sama (awal Januari hingga 16 April), dana keluar investor asing dari SBN pada tahun ini jauh lebih kecil.

Sejak awal Januari hingga 16 April 2020 investor asing membawa keluar dananya dari SBN senilai Rp141,41 triliun. Hengkangnya dana asing dari SBN paling besar terjadi pada Maret 2020, yakni Rp112,74 triliun. Porsi asing di SBN pun menciut dari 36,79% di awal Maret menjadi 32,71% di pengujung Maret.

Aksi ini menunjukkan betapa khawatirnya investor asing terhadap kondisi investasi yang dilanda pandemi COVID-19.

Adalah Bank Indonesia yang memberi tenaga kepada pasar SBN rupiah. BI tercatat memasukkan dana senilai total Rp137,98 triliun sepanjang Maret tahun lalu. Bank konvensional juga menjadi penopang pasar SBN, dengan porsi kepemilikan SBN dijaga di kisaran 25%.