Rudal Harpoon Menuju Ukraina, Pintu Perang Dunia III Bisa Terbuka di Laut Hitam
- KYIV-Ukraina akan mendapatkan pasokan rudal antikapal Harpoon dari Denmark. Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan Lloyd Austin setelah pertemuan Grup Kon
Tekno
KYIV-Ukraina akan mendapatkan pasokan rudal antikapal Harpoon dari Denmark. Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan Lloyd Austin setelah pertemuan Grup Kontak Ukraina yang diikuti lebih dari 40 negara.
Menurut Austin Denmark akan mentransfer sejumlah rudal anti-kapal RGM-84 Harpoon dan peluncur berbasis pantai ke militer Ukraina. Harpoon yang diluncurkan dari darat akan membantu meningkatkan kemampuan militer Ukraina untuk mempertahankan garis pantai selatan negara itu. Rudal ini juga akan menyerang target angkatan laut di Laut Hitam di tengah blokade Angkatan Laut Rusia yang sedang berlangsung.
Pengumuman tersebut datang setelah beberapa hari sebelumnya seorang pejabat Ukraina mengatakan Amerika sedang membangun rencana untuk menghancurkan armada Laut Hitam Rusia. Blokade laut hitam juga telah menjadi perhatian dunia dengan PBB mendesak Moskow agar membuka jalur pelayaran untuk memungkinkan ekspor gandum dari Ukraina bisa dilakukan. Karen jika tidak, maka ancaman kelaparan dunia akan semakin nyata.
Rusia pada gilirannya mengatakan akan membuka blockade jika Amerika dan barat mau mempertimbangkan lagi sanksi yang telah dijatuhkan kepada negara tersebut.
- Efek Domino Larangan Ekspor Gandum: Harga Selangit hingga Dampak ke Pasar Domestik
- Banjir Rob Ekstrem Genangi Wilayah Jateng Lagi, Begini Upaya Penanganannya
- India Tutup Keran Ekspor, Indonesia Beralih Impor Gandum dari Serbia
Pertemuan Grup Kontak Ukraina dilakukan pada Senin 23 Mei 2022 di Pangkalan Ramstein Jerman. Kelommpok ini awalnya mencakup 40 negara anggota pada 26 April. Tetapi kini telah berkembang menjadi 47 peserta. Menurut Austin negara-negara lain yang bergabung adalah Austria, Bosnia Herzegovina, Kolombia, Irlandia dan Kosovo.
Dalam pertemuan itu juga diputuskan Italia, Yunani, Norwegia dan Polandia akan menyumbangkan sistem artileri dan amunisi. Austin juga memuji Republik Ceko karena mentransfer helikopter serang, tank, dan sistem rudal ke Kyiv.
Tidak jelas berapa banyak rudal dan peluncuran Harpoon yang direncanakan akan ditransfer ke militer Ukraina, kapan pengiriman itu diharapkan dimulai, dan kapan pasukan Ukraina mungkin dapat mulai mengerahkannya secara operasional.
Kemunginan besar sistem Harpoon berbasis darat yang dimaksud adalah yang diperoleh Angkatan Laut Denmark pada 1990-an dan kemudian dihapus dari layanan garis depan pada tahun 2003. Jadi selain lebih siap untuk ditransfer karena telah dipensiun, transfer senjata ini tidak akan berdampak negatif langsung pada kemampuan atau kapasitas militer Denmark. Masalah yang telah menghambat pengiriman bantuan militer lainnya ke Ukraina di masa lalu.
Sistem pertahanan pantai Harpoon Angkatan Laut Denmark termasuk peluncur empat putaran yang dipasang pada truk turunan, serta pusat tembakan yang dipasang di truk dan peralatan pendukung lainnya.
Jenis atau tipe spesifik dari rudal Harpoon yang mungkin diterima pasukan Ukraina sebagai bagian dari paket ini tidak jelas. Seperti yang awalnya dikirim ke Angkatan Laut Denmark, sistem ini dikonfigurasi untuk menembakkan Harpoon RGM-84A generasi pertama. Ada kemungkinan Ukraina pada akhirnya dapat menerima campuran varian RGM-84 dari Denmark serta negara lain, selama kompatibel dengan peluncur dan sistem kontrolnya.
Ini dapat mencakup tipe yang lebih baru dan lebih canggih dengan kemampuan yang diperluas. Tetapi kemungkinan besar rudal itu akan berasal dari varian Blok I yang awalnya dikirimkan bersama sistem.
Ada laporan yang belum dikonfirmasi di masa lalu bahwa Amerika Serikat dan Inggris sedang mempertimbangkan untuk mentransfer Harpoon ke Angkatan Bersenjata Ukraina. Namun, laporan-laporan itu sebagian besar dibantah karena militer kedua negara tidak memiliki peluncur berbasis darat. Sementara mengirimkan kapal ke Ukraina jelas tidak mungkin.
Semua varian Harpoon yang diluncurkan di permukaan memang menggunakan radar aktif saat berusaha menemukan area target. Ini memungkinkan peluncur bisa dilacak dengan mudah oleh musuh. Tetapi seperti yang dilakukan oleh Ukirana dengan rudal antikapal Neptune, masalah ini bisa dikurangi dengan penggunaan drone Bayraktar TB2 untuk membantu melacak target.
Peningkatan signifikan
Terlepas dari itu keputusan untuk memasok Harpoon berbasis pantai dari jenis apa pun adalah signifikan dan merupakan perluasan lebih lanjut dari skala dan cakupan bantuan militer yang mengalir ke Ukraina. Seperti yang ada sekarang, Neptune adalah satu-satunya sistem rudal anti-kapal berbasis darat yang sebanding dengan militer Ukraina. Jumlah Neptune tidak diketahui tetapi hampir pasti sangat terbatas.
Harpoon, varian awal yang memiliki jangkauan yang lebih pendek daripada Neptune akan memberikan kapasitas anti-kapal tambahan yang berharga di sepanjang pantai barat daya Ukraina di sepanjang Laut Hitam. Wilayah di mana ada kekhawatiran terus-menerus tentang potensi operasi amfibi Rusia.
Selain itu ada beberapa pembicaraan rudal itu mungkin dapat membantu menciptakan sesuatu penyangga di wilayah yang sama yang memungkinkan pembentukan koridor bagi kapal komersial untuk masuk dan keluar dengan aman di pelabuhan Ukraina.
Saat ini Angkatan Laut Rusia mempertahankan blokade tegas di sekitar semua pelabuhan yang penting bagi ekonomi negara Ukraina dan ketahanan pangan global. Sebelum konflik saat ini, Ukraina bertanggung jawab sendiri untuk memproduksi sekitar 12 persen dari pasokan gandum dunia, dengan ekspor biasanya meninggalkan negara itu melalui laut.
- Lebih Besar dari APBN Indonesia! Ini Kekayaan Elon Musk 7 Tahun Terakhir
- 4 Keistimewaan Jalan Tol Semarang - Demak yang Bisa Atasi Banjir Rob
- Mengenal Core Values Rekrutmen BUMN yang Akan Diujikan di Tahap 2
Penolakan militer Rusia untuk mengizinkan kapal yang membawa gandum meninggalkan wilayah itu menimbulkan kekhawatiran signifikan tentang potensi kekurangan pangan di seluruh dunia. Hal ini mendorong diskusi tentang kemungkinan cara untuk memecahkan blokade.
Pada Senin 23 Mei 2022 pihak berwenang Inggris secara terbuka mengatakan mereka akan mendukung dibentuknya koalisi angkatan laut internasional di Laut Hitam. Sesuatu yang telah diusulkan oleh Lithuania untuk menciptakan rute yang aman untuk ekspor biji-bijian.
Tetapi belum ada kabar dari aliansi tentang apakah mereka mendukung rencana semacam itu. Kepala Staf Umum Amerika Jenderal Mark Milley mengatakan bahwa saat ini tidak ada rencana untuk mengirim kapal perang Amerika ke Laut Hitam untuk mendukung operasi semacam itu. Tetapi jika ini terlaksana maka akan berpotensi tinggi terjadinya bentrok dengan Rusia dan bisa memicu Perang Dunia III
Tetapi menegakkan operasi semacam itu menggunakan Harpoon yang diluncurkan dari pantai berarti akan menempatkan banyak kapal tak berdosa di dalam zona pembunuhan Harpoon. Ini karena Ukraina memiliki kesadaran situasional yang terbatas. Dengan demikian, penggunaan Harpoon sebenarnya bukan proposisi yang realistis.
Dibutuhkan jangkauan kemampuan yang jauh lebih luas kemungkinan termasuk partisipasi internasional untuk memecahkan blokade. Selain itu Harpoon juga tidak akan bisa melakukan apapun untuk memecahkan kemampuan kapal selam Rusia atau kemampuan rudal anti-kapalnya yang benar-benar mengerdilkan Ukraina bahkan dengan Harpoon dan NATO dalam hal ini.
Laut Hitam adalah salah satu zona dengan keberadaan rudal anti-kapal terpadat di bumi dan Rusia adalah pemain dengan persenjataan yang unggul dengan banyak jenis rudal anti-kapal yang dikerahkan di kapal, wilayah pesisir, dan pesawatnya. Ada juga ranjau dan bahaya lain yang bisa ikut bermain.
Pada akhirnya memang masih harus dilihat seperti apa kekuatan rudal Harpoon berbasis darat akan mempengaruhi wilayah penting tersebut. Yang sudah pasti pengumuman rencana pengiriman senjata itu ke militer Ukraina akan menjadi sinyal ke Rusia tentang tekad komunitas internasional, serta ancaman tambahan yang sangat nyata yang akan dihadapi kapal perang Rusia di Laut Hitam. Sekilas hanya sebuah rudal, tetapi Harpoon bisa menjadi pembuka pintu Perang Dunia III yang berbahaya.