<p>Kapal perang Amerika menembakkan Rudal Tomahawk / US Navy</p>

Rudal Paling Terkenal Amerika Kini Bisa Ditenagai Jagung

  • Salah satu laboratorium nasional paling bergengsi di Amerika, Los Alamos National Labs,  berhasil mengembangkan pengganti bahan bakar baru untuk bahan bakar jet yang juga digunakan dalam rudal jelajah. Selama ini mesin jet dan juga sebagian rudal jelajah seperti Tomahawk menggunakan bahan bakar JP-10. Kini laboratoroum tersebut menemukan bahan bakar menggunakan tepung jagung dan bahan baku […]

Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

Salah satu laboratorium nasional paling bergengsi di Amerika, Los Alamos National Labs,  berhasil mengembangkan pengganti bahan bakar baru untuk bahan bakar jet yang juga digunakan dalam rudal jelajah.

Selama ini mesin jet dan juga sebagian rudal jelajah seperti Tomahawk menggunakan bahan bakar JP-10. Kini laboratoroum tersebut menemukan bahan bakar menggunakan tepung jagung dan bahan baku lainnya. Hasilnya adalah bahan bakar yang dapat bersumber langsung dari tanaman yang paling berlimpah di Amerika.

Rudal Tomahawk adalah salah satu rudal paling banyak di gudang militer Amerika. Dikembangkan pada tahun 1970-an, Tomahawk adalah salah satu dari rudal jelajah ketinggian rendah pertama  yang memasuki layanan.

Rudal ini benar-benar menjadi andalan Amerika untuk menggempur lawan. Saat ini 145 kapal perang Angkatan Laut Amerika  membawa rudal setiap hari sebagai bagian dari pemuatan rudal standar mereka.

Tidak seperti rudal lain yang ditenagai oleh motor roket, Tomahawk ditenagai oleh mesin turbin yang pada dasarnya merupakan miniature mesin pesawat. Mesin ini, seperti sepupu mereka yang lebih besar dan lebih kuat, berjalan dengan bahan bakar jet JP-10.

Sebagaimana dilaporkan Popular Mechanics 25 Mei 2020, Angkatan Laut Amerika duduk di tumpukan 4.000 rudal Tomahawk yang masing-masing ditenagai oleh mesin turbofan Williams International F415, menjadikan JP-10 bagian penting dari inventaris armada.

Hasilnya, kata LANL, bahan bakar baru ini dapat dibuat seluruhnya di Amerika Serikat dan menggunakan produk pertanian dalam negeri. Tidak seperti JP-10 berbasis minyak bumi, bahan bakar baru tidak membutuhkan asam keras membuatnya lebih ramah lingkungan.

Bahan bakar dibuat dengan produk sampingan dari proses untuk membuat etanol berbasis jagung, membuat penggunaan jagung lebih efisien dan memberi produsen etanol insentif untuk memproduksinya.

Mungkin aspek terpenting dari formulasi baru in adalah bahwa bahan bakar itu sepenuhnya terbarukan dan dibuat dengan hasil panen terbesar di Amerika. Petani Amerika menanam 90 juta hektar jagung setiap tahun, yang kemudian digunakan dalam segala hal mulai dari sirup jagung fruktosa tinggi hingga memberi makan ternak.